Indonesia dalam dunia ciptaan Ucup, sapaan akrabnya sutaradara yang sebelumnya membesut 'Romeo Juliet' itu, adalah negara tempat sepakbola begitu berprestasi dan menjadi industri tersendiri. Ini adalah kisah sebelum Gabriel Omar Baskoro (Zendhy Zain) bergabung dengan klub Manchester United. Ia adalah penyerang dengan 98% akurasi tendangan, kini bermain di klub Jakarta Metropolitan, tim yang sama dengan tempat Bambang "Bepe" Pamungkas (Ibnu Jamil) berkarier selepas merumput di Eropa bersama klub Fiorentina selama tujuh tahun.
Jika Cristiano Ronaldo akrab dengan julukan CR7, maka Gabriel Omar adalah GO8. Bersamanya, tim nasional Indonesia untuk pertama kalinya berhasil lolos ke putaran final Piala Dunia di Brasil dan lolos sampai babak perempat final. Tak hanya itu, Gabriel pun berhasil meraih gelar sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang turnamen tersebut. Bakatnya yang luar biasa ditemukan oleh coach Bram (Ray Sahetapy) saat ia masih kecil sekali, dan lewat arahannya ia tampil bersinar sebagai atlet sepakbola terbaik yang pernah dimiliki negeri ini.
Gabriel tak begitu saja menjadi pesepakbola. Ia sedari kecil sudah kadung cinta karena sering diajak bapaknya, Edi Baskoro (Mathias Muchus) menonton pertandingan di stadion. Edi-lah yang selalu mendukung dan penuh harap bahwa kelak anaknya itu akan menjadi pesepakbola yang hebat. Kini saat Gabriel menjadi superstar, Edi yang juga seorang pejabat negara itu, masih tak kehilangan harap. Di sela-sela aktivitasnya, ia selalu menyempatkan diri menonton anaknya bertanding lewat layar televisi di kantor bersama para bawahan. Namun, apa yang selama ini ia banggakan kini terusik ketika Andin (Tika Putri), wartawati muda nan cantik sekaligus teman Gabriel sedari kecil, mendatanginya pada suatu waktu, memberi tahu bahwa Gabriel mungkin terlibat skandal pengaturan skor. Judi bola. Benarkah Gabriel terlibat?
Dalam 'Romeo Juliet' (2009), Ucup mengajak penonton melihat sisi lain dunia sepakbola melalui perspektif fanatisme suporter klub -- Jakmania dan Bobotoh sebagai substitusi untuk Montague dan Capulet dari lakon karya Shakespeare yang terkenal itu. Ucup berhasil mencipta drama gubahannya sekaligus memberi suara tentang situasi yang ideal bahwa sudah waktunya kedua suporter yang kerap bertikai itu untuk berdamai. Dan, pesan moral itu disampaikan dengan cara yang keren... well, bila memang itu pesan moralnya.
Kini lewat 'Hari Ini Pasti Menang', yang secara bersamaan juga terbit sebagai versi novel berjudul 'Menerjang Batas' tulisan Estu Ernesto, Ucup mengajak penonton untuk (lagi-lagi) melihat sisi lain dunia sepakbola, kali ini melalui perspektif pemainnya. Kita bisa melihat rutinitas sang superstar di luar lapangan hijau, misalnya keseharian Gabriel yang selalu dikelilingi cewek cantik, jadwal latihan, dan jangan lupakan momen-momen ia bersama manajer pribadinya, Emir (Deddy Mahendra "Desta") ketika mereka terlibat obrolan tentang sejumlah tawaran iklan untuk dibintangi Gabriel. Emir ngotot sekali agar Gabriel tak membintangi iklan sosis. Jleb. Emir adalah karakter terbaik yang pernah diperankan oleh Desta sepanjang riwayat kariernya sebagai aktor. Penampilannya begitu kocak dan gerak tubuhnya tak terlupakan. Sayang sekali screen time-nya tak begitu banyak di sini.
Zendhy Zain sebagai pendatang baru sukses memerankan Gabriel sang maestro bola. Ia mampu bertingkah arogan dan memberi kesan percaya diri yang over the top dibandingkan dengan rekan setimnya mengingat ia adalah sang superstar, pencetak skor terbanyak di Piala Dunia. Pun begitu dengan Ibnu Jamil, tak hanya tampil lebih ganteng sebagai Bepe dari tokoh aslinya, tapi juga berhasil berbagi adegan dengan pas bersama Zendhy. Lihat adegan ketika Bepe berusaha menyemangati Gabriel yang tengah patah semangat pada satu sesi latihan. Lewat peran yang ia mainkan, Bepe terlihat tanpa cela sebagai senior panutan, dan Ibnu Jamil seakan dilahirkan untuk memerankan tokoh ini. Pas sekali.
Sejatinya ini adalah kisah hubungan ayah-anak antara Edi Baskoro dan Gabriel, juga tentang sang hero yang jauh dari "bermoral". Gabriel bukanlah tipe tokoh idola bagi siapapun. Ia kerap jadi bulan-bulanan media gosip karena sering pergi ke klub malam, dan bergonta-ganti pasangan. Tapi, toh itu tak menghalanginya untuk mencetak gol.
Penampilan gemilang Mathias Muchus dan Ray Sahetapy adalah injury time yang seru setelah gelaran akting para pemain lain berakhir seri. Dua aktor ini memiliki kharisma dan kemampuan akting yang tak terbantahkan lagi. Dan bagi penggemar setia liga sepakbola Tanah Air, film ini pun diramaikan oleh eks pemain Timnas Rocky Putiray, Rizki Ramdani dari Persija, Atep dari Persib, dan yang menghebohkan, skandal Ryan Giggs dengan Syahrini!
"Football is a stage of drama", begitu ungkapan terkenal dari Pele sang legenda dunia sepakbola. Lewat skenario dan arahannya, dunia sepakbola-nya Ucup dikemas dalam drama yang tak hanya memikat, namun juga penuh pengharapan dan kritik sinis. Banyak sekali tamparan keras yang ditujukan kepada PSSI, dan gambarannya tentang kondisi sepakbola Tanah Air adalah harapan ideal, semacam keinginan-keinginan yang tampak mustahil di kehidupan nyata. Ini adalah sebentuk protes kreatif, seperti Hollywood yang menciptakan Rambo.
Film ini tentu saja tak sepenuhnya sempurna. Beberapa laga pertandingan sepakbola tampil kurang seru dan kehilangan greget. Namun, di luar itu segalanya tampil mengesankan. Ilustrasi musik yang diciptakan oleh Ananda Sukarlan amatlah jenius. Sejenius itu sehingga adegan Gabriel bercinta dengan iringan musik lagu 'Indonesia Raya' hasil aransemennya tak hanya tampil nyeleneh, tapi juga membius. Ilustrasi musik garapannya adalah yang terbaik sejauh ini. Dan, alunan lagu kebangsaan tak pernah terdengar sekeren itu dalam sejarah perfilman Indonesia. 'Hari Ini Pasti Menang' adalah film dengan latar dunia sepakbola yang sesungguhnya. Bukan di stadion, tapi di bioskoplah film ini menanti untuk Anda saksikan.
Shandy Gasella pengamat perfilman Indonesia
(mmu/mmu)