Di dunia seni pertunjukan, teknik ini terbilang baru pertama kalinya diselenggarakan di Indonesia. Lima penari dari tiga kota (Padang, Bali, Jakarta) akan menari di tempat berbeda dan berjauhan, tapi terhubung di satu tempat serta dipertontonkan di auditorium Galeri Indonesia Kaya (GIK), west mall Grand Indonesia, Jakarta Pusat.
Baca: 25 Penerbit Dunia Incar Novel 'Go Set a Watchman' Harper Lee
Ditemui di sela-sela pelatihan 'Simulakra' di studio Banjarmili, Desa Gamping, Sleman, Yogyakarta, Program Associate Bakti Budaya Djarum Foundation Rieka Nur Asy Syam mengatakan ada strategi tersendiri bagi pertunjukan ini.
Auditorium GIK yang berkapasitas 150 orang, hanya akan diisi sebanyak 50 orang. Panggungnya pun akan ditinggikan dan diperlebar. "Jadi bukan panggung kecil seperti biasanya," katanya kepada detikHOT belum lama ini.
Pihaknya pun menyiasati jadwal pementasan tersebut. Bukan digelar satu kali selama satu hari, tapi dua kali. "Di hari Sabtu ada dua jam, pas pukul 3 siang dan 7 malam. Besoknya di hari Minggu juga sama," ungkap Rieka.
Simak Juga: Karya Terbaik Yoko Ono Akan Mejeng di ART|JOG|8
Teater tari realitas 'Simulakra' ini juga dibalut dengan teknologis teleholografis. Nantinya, para penari yang akan berpartisipasi adalah Miroto, Mugiyono Kasido, Mila Rosinta, I Wayan Adi Gunarta dan Lora Vianti.
Didukung dengan musik bernuansa elektronik yang dipersembahkan oleh Widi Grup yang berasal dari Yogyakarta, Simulakra didukung pula oleh Picture Style Cinema dari segi multimedia, dan Studio Tari Banjarmili dari segi panggung holografis pepper's ghost itu sendiri.
(tia/mmu)