Star Trek Buktikan Pengaruh Seni dalam Teknologi

Jakarta - Berangkat dari khayalan berujung menjadi kenyataan. Seni yang kaya akan unsur imajinasi, selalu mampu melampaui zaman, melampaui ruang dan keterbatasan. Melihat lagi ke belakang, pada 1965-1966 tayangan serial televisi Star Trek yang diciptakan oleh Gene Roddenberry dianggap gagal.

"Audiens kurang suka. Justru berhasilnya setelah tayang ulang, empat atau lima tahun kemudian," kata Hilmi Hasanudin perwakilan Indo Star Trek kepada detikHOT (4/6/2014) di Gandaria City, Jakarta Selatan.


Setelah mengalami jatuh bangun, Star Trek yang telah diadopsi ke berbagai media mulai dari novel, buku komik hingga film telah membuktikan pengaruhnya pada budaya masa kini.


Dalam teknologi misalnya, penggunaan layar sentuh, asisten personal digital, medical track recorder dan lainnya, yang pada tahun 60-an dianggap sebagai khayalan semata, kini diaplikasikan pada teknologi yang bisa digunakan secara nyata.


"Sangat menarik untuk dicatat bahwa banyak hasil penemuan modern seperti handphone terinspirasi oleh teknologi komunikator, sementara tablet PC terinspirasi oleh personal access display atau PAD di Star Trek," kata Rama Tirtawisata, Group Managing Director di Panorama Group yang kini tengah menggelar pameran Star Trek: The Exhibition - The Final Frontier di Gandaria City, Jakarta.



Bayangkan, di tahun 60-an kala itu semua pesan masih harus disampaikan lewat surat-menyurat. Penyampaiannya bisa memakan waktu yang panjang. Tapi di kala itu, orang dengan kekayaan imajinasi seperti Gene Roddenberry sudah bisa membuat 'dunia' baru di 400-an tahun mendatang.


"Ini merupakan sebuah karya fiksi ilmiah, saat masih kecil saya banyak nonton film tapi hanya ini yang menawarkan kisah masa depan tapi enggak fantasi, ini yang membuat saya suka," jelas Hilmi.


Menurutnya, Star Trek menyajikan sesuatu arah dan untuk menuju ke sana orang butuh harapan yang optimis untuk sampai. Ini mengajarkan bahwa proses merupakan suatu fase yang ada dan memperkaya diri. "Jadi bukan yang instan dan tiba-tiba bisa. Misalnya kan kalau Superman, saya mau ke sana ya sudah saya bisa terbang, kan fantasinya seperti itu," tambahnya.


"Sementara kalau Star Trek, menjelaskan bahwa kita manusia dan tidak bisa terbang maka kita perlu suatu wahana untuk sampai ke luar angkasa. Semua benar-benar scientific," pungkas Rama.


(ass/mmu)