"Ketika bersepeda kita itu nemuin banyak tantangan. Ada senang banget, macet, capek, polusi di Jakarta. Di situ yang harus dinikmati," ujarnya di kediaman seniman Henry Irawan Jalan Widya Chandra 5, Jakarta Pusat, Selasa lalu (15/4/2014).
Akhir pekan ini, Gibran didaulat jadi satu dari empat seniman Indonesia yang mengikuti ajang Roppongi Art Night 2014 di Tokyo. Festival selama 32 jam akan membawa karya dua dimensi dari lulusan fakultas desain grafis dari Institut Kesenian Jakarta (IKJ) ini.
"Tidak banyak yang menyadari sepeda telah menjadi gaya hidup bagi penduduk kota, dan potensinya sebagai medium untuk memahami kota," katanya.
Ia menggunakan warna-warna menyala seperti merah, kuning, biru, dan hijau. Gibran menerapkannya sebagai representasi bahasa visual ketika bersepeda. Latar warna hitam yang dipakainya merupakan sebuah tantangan.
Untuk menciptakan ilusi, ia menggunakan teknik cetak. Gibran juga terkenal sebagai seniman yang gaya seninya selalu menggunakan garis-garis topografi sebagai elemen utama membentuk objek. Ia juga membuat mural, ilustrasi, dan karya seni dengan media-media yang berbeda.
Di Roppongi Art Night 2014, ia membuat tiga karya dua dimensi dalam versi lentikuler, dengan ukuran paling besar 1 x 0,5 sentimeter.
(tia/utw)