Film 'Tania' Sajikan Kisah Cinta Segita Gadis Tunanetra

Jakarta - Tania adalah seorang gadis tunanetra yang sangat mencintai biola dan Tara, sahabatnya sejak kecil. Rasa cinta antara keduanya tidak terbendung, bahkan Tania menganggap Tara adalah matanya di dunia ini.

Cinta dua remaja itu berlangsung sampai akhirnya Tara harus menempuh pendidikan perguruan tinggi di luar kota. Meski saling percaya, kemunculan sosok Genta di kehidupan mereka tak ayal menimbulkan kecemburuan.


Konflik berkembang ketika tiba-tiba Ibu Tania, justru seakan memberikan 'lampu hijau' pada Genta karena sebuah maksud tertentu. Telak hal itu membuat hati Tara hancur berkeping-keping.


Namun, bagaimana jadinya hubungan antara Tara, Genta dan Tania? Siapa yang harus dipilih oleh Tania? Itulah penggalan film drama terbaru berjudl 'Tania'. Karya sutradara Agung NS Nanda ini mengangkat tema yang tidak biasa, bukan hanya soal cintanya sendiri, melainkan juga soal kebutaan.


"Cerita ini sudah ada ketika saya dan Mas Agung kuliah. Mulai dari situ kita punya impian untuk masuk ke industri dan cerita drama adalah cerita yang aman untuk masuk ke industri," ungkap Produser 'Tania', Reza Katja usai press screening di Prestige Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (17/4/2014).


"Tania ini tokoh fiktif yang saya buat. Saya ingin tahu, apa yang dirasakan seorang tunanetra saat jatuh cinta," timpal Agung.


"Saya coba membangun cerita dimana Tania terus bisa melihat lewat Tara, matanya Tania itu Tara, baik senang ataupun sedih," sambungnya.


Tania diperankan oleh Dianeersky, seorang aktris cantik keturunan Rusia-Sunda. Film ini merupakan penampilan perdananya di layar lebar.


"Film ini jujur susah banget menurut aku. Karena di sini aku langsung dikasih tantangan sebagai orang tunanetra. Dan, tantangan kedua aku harus memainkan biola," ujar Dianeersky.


Produksi Agnasa Film ini mengambil lokasi di dua kota di Jawa Tengah, Solo dan Pacitan. Film ini didukung penata musik gitaris kawakan Eross Chandra. Dijadwalkan, 'Tania' serentak diputar di seluruh bioskop di Indonesia pada 24 April 2014.


(hap/mmu)