Berkarya Dengan Mata Batin, Jalaluddin Rumi Hasilkan Syair nan Abadi

Jakarta - "Ia adalah penyair yang menyiarkan kebahagiaan dan cinta," kata Brad Gooch, penulis biografi Rumi, seperti dilansir pada BBC (15/04/2014). "Karyanya muncul saat ia harus menghadapi perpisahan dengan sahabatnya, Shams. Tapi juga dari cinta pada Sang Sumber Ciptaan, dan pandangannya dalam menghadapi kematian."

Pesan dari penyair besar dan tokoh sufi, Rumi, seperti terus muncul dan berkomunikasi dengan manusia hingga kini. Di mana beberapa abad telah berlalu sejak kematiannya. Salah satu pemikirannya yang paling terkenal adalah kata-kata : "Di luar ide dari perilaku benar dan salah, ada sebuah lapangan. Aku akan menemui di sana."


Menurut Gooch, penulis biografi Rumi yang telah menjelajah ke tempat-tempat Rumi menghabiskan hidupnya, ada banyak misteri dalam sosok Rumi.


"Syairnya sangat provokatif dan bisa dimunculkan dalam beragam konteks waktu. Terutama saat kita sudah memahami tradisi sufi, dan mengerti makna ekstase dan penyatuan juga kekuatan dari syair," kata Anne Waldman, pendiri Jack Kerouac School of Disembodied Poetics di Naropa University.


"Melalui bentangan waktu, tempat dan budaya, mengartikulasikan syair dari Rumi, membuat kita merasa hidup," kata Lee Briccetti, Direktur Eksekutif Poets House, juga sponsor di National Library untuk seri Rumi. Menurut Bricetti, Rumi membantu kita mencari cinta dan ekstase dalam keseharian di hidup kita.


Pujian lain bagi karya-karya Rumi datang dari Coleman Barks, penerjemah dari teks buatan Rumi ke bahasa Inggris. "Ia memiliki sebuah imajinasi yang segar. Memunculkan perasaan yang sangat dalam. Ia juga memiliki selera humor dan permainan dengan kebijaksanaan," kata Barks.


Pada tahun 1976, seorang penyair bernama Robert Bly melihat naskah terjemahan dari karya Rumi, ia pun mengatakan, "Sajak ini harus segera dilepaskan dari sangkarnya."


Akhirnya hingga kini, kedalaman Rumi dalam mata batinnya yang ia tuangkan menjelma jadi buku-buku besar yang populer hingga saat ini. Tak hanya di Timur Tengah, tapi juga di Amerika Serikat dan di seluruh dunia. Beragam teks Rumi pun menjadi perhatian dan studi menarik bagi berbagai pihak untuk menyimpannya, mengorganisirnya dan menerjemahkannya ke dalam banyak bahasa.


(ass/utw)