Produksi Ke 88, Teater Pagupon Pentaskan Sphinx Apple

Jakarta - Suara hujan dan gemuruh petir tak kunjung berhenti. Situasi malam itu membuat keenam penumpang di kereta kuda turun dan menginap di pondok tua yang terbengkalai.

Kisah pemilik pondok milik seseorang bernama Red yang dimasukkan ke rumah sakit jiwa menarik perhatian mereka. Sebuah apel pun ditemukan dan menjadi rebutan. Keempat pria dan seorang wanita cantik bernama Nona memperebutkan apel tersebut.


"Biarkan Nona yang memberikan penilaian siapa pemenang dari kisah terbaik mengenai Red dan tunangannya. Pemenangnya akan mendapatkan apel sebagai pengisi perut malam ini," kata Hakim yang diperankan oleh Hapis Sulaiman.


Cerita yang berjudul 'Sphinx Apple' ini diadaptasi oleh karya novelis Amerika William Sydney Porter atau yang memiliki nama pena O.Henry. Cerita pendek ini diadaptasi kembali oleh sutradara pementasan ke 88 ini yakni Dania Sunarto.


"Kisah tentang apel yang diperebutkan. Lima pria dan satu wanita yang mencoba picik dan ada yang cerdik ini menarik untuk dipentaskan," kata pimpinan produksi Liesta Juana di @amerika, Pasific Place, Sabtu (31/8/2013).


Semua tokoh dalam panggung sederhana tersebut, sibuk berpendapat dan berdebat. Hingga akhirnya akan tahu siapakah pemenang sebenarnya dari mitologi apel tersebut.


Teater Pagupon sendiri dibentuk oleh sekumpulan mahasiswa jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sasta Universitas Indonesia pada Desember 1984. Kata Pagupon yang diambil dalam bahasa Jawa yang berarti rumah dara sudah memproduksi pertunjukkan di dalam maupun luar kampus.


Pementasan kali ini adalah yang ke 88. Sebelumnya tahun lalu, Pagupon mementaskan pertunjukan musik di Auditorium Fakultas Ilmu Budaya yang bertajuk 'Pulang: Burung Dara Kembali Pulang'.


(utw/utw)