Tidak cuma pamer karya komik. Indonesia juga menggelar diskusi dengan tema "The Indonesian Graphic Novel" di Leipzig Book Fair , Jumat (13/3/2015). Beng Rahadian, dan Evan Raditya, ilustrator buku cerita anak menjadi pembicara dalam pameran buku internasional yang bertujuan untuk memperkenalkan Indonesia sebagai Guest of Honour atau tamu kehormatan Frankfurt Book Fair tersebut.
Beng menjelaskan sejarah perkembangan komik ataupun biasa disebut sebagai novel grafis di Indonesia. Menurut Beng komik Indonesia pertama kali terbit pada 1931.
"Novel grafis tidak populer karena dianggap sebagai bacaan untuk anak-anak atau remaja. Sekarang populer, dikenal manga. Komik dan Manga itu sama saja," kata Beng.
Dalam pameran itu, Beng memamerkan dua komik karyanya yakni Enjah dan Finding of Aceh Coffe. Enjah pernah mendapatkan penghargaan Kosasih Award.
Evan yang memamerkan komik Science is Fun mengungkap komik sering dipersepsikan negatif orang tua. Cerita bergambar ini dianggap membuat malas anak-anak. "Padahal bagi anak-anak komik memberinya nilai-nilai positif yang tidak didapat dari orang tua," kata Evan.
Menurut Evan, Indonesia memiliki banyak komik berkualitas. "Saya ingin dunia tahu buku dan komik Indonesia itu sangat beragam. Di event ini saya ingin mengenalkan karya Indonesia pada dunia," ujar pemuda 24 tahun itu.
Evan juga melakukan demo cara menggambar komik lewat komputer di acara tersebut. Ia menggambar bayi peri yang keluar dari sekuntum bunga.
(iy/ich)