"Pameran kali ini sengaja mengolaborasikan antara karya klasik koleksi Galeri Nasional Indonesia yang jauh beda generasi dengan karya mutakhir para perupa Banten," ujar kurator Rizki A Zaelani dalam rilis yang diterima detikHOT Kamis (2/10/2014).
Pameran ini menampilkan lukisan, patung, fotografi, objek, dan seni instalasi dari 45 karya perupa Bante. Khususnya para seniman yang berdomisili dan aktif berkesenian di wilayah Banten.
Seperti karya Uci Sanoesi Didjaja, Q’bro Pandam, Gebar Sasmita, Purwanto, Mhaex Maranoes, Sugihartono, Yayat Lesmana, dan para perupa Banten lainnya. Gaung karya-karya itu makin menggema dengan penyuguhan Sembilan karya maestro seni rupa koleksi Galeri Nasional Indonesia yaitu karya Affandi, Amang Rahman, Arbi Samah, Bagong Kussudiardjo, Henk Ngantung, Otto Djaja, Popo Iskandar, S. Sudjojono, dan Zaini.
Serta ditampilkan pula dua karya tambahan ciptaan Sanggar Embun dan Deden Mulyana, yang merespon area sekitar Pendopo ex Gubernur Banten. Pameran ini disempurnakan dengan acara diskusi seni rupa yang akan dipandu oleh Rizki A. Zaelani dan Indra Kesuma (tim kurator), serta Arip Senjaya M.Phil (sastrawan) yang akan berlangsung pada 2 Oktober, pukul 14.00 WIB.
"Cara untuk menemukan relasi dan interaksi itulah yang mendefinisikan tema pameran ‘Hirup Jeung Huripna’ (Hidup dan Kehidupan). Pengalaman para perupa Banten mengenai berada di antara peristiwa hidup sekaligus mereka mencoba melampauinya," ungkapnya.
(tia/ich)