Ya, Dila dan Otong sama-sama menegaskan terdapat kolektor dunia yang mengoleksi karya seninya. "Paling banyak kolektor Australia datang sendiri ke studio kami di Yogya," kata Otong kepada detikHOT di Galeri Indonesia Kaya akhir pekan lalu.
Selain Australia, juga terdapat kolektor dari Qatar dan Prancis. Bahkan karya yang berjudul 'Mother Earth' dibeli oleh Museum Basel di Prancis.
"Sekarang koleksinya disimpan di museum," ujarnya. Jika para kolektor membeli karyanya, Otong selalu bertanya apa yang menjadi kelebihan dari hasil karyanya sehingga disukai pecinta seni.
Mayoritas menjawab mereka belum pernah melihat karya seni dari seniman muda dengan bentuk seperti itu. Biasanya, mainan bekas jika dipreteli akan menjadi barang remeh temeh.
"Tapi para kolektor sadar betul bahwa kami punya kekuatan di mainan-mainan ini dan bisa memproduksi karya secara berkesinambungan dengan dunia custom toys," ujar Otong menirukan perkataan para kolektor. Mereka juga bersemangat berkarya tanpa terpikirkan pasar seni. Pada akhirnya, kata Otong, mereka percaya pasar akan datang sendiri kepadanya.
Harga yang dijualnya pun tak muluk mahal setinggi langit. Baik Otong maupun Dila sama-sama menyadari kiprah mereka dalam seni rupa kontemporer masih terbilang baru. Ditambah dengan karya yang belum tentu mampu diterima baik oleh masyarakat.
"Jadi memperhitungkan dari alasan itu, kami memakai harga standar. Dan tidak sampai puluhan juta rupiah per satu item," jelasnya.
(tia/utw)