Ketika ditemui di lokasi, Hanung yang mengenakan kaos oblong putih dengan celana pendek kotak-kotak merah, tengah sibuk memperhatikan gambar Ario Bayu sebagai Soekarno dan Lukman Sardi sebagai Bung Hatta dari layar monitor kecil.
Sesekali, ia mengkoreksi kedua pemainnya itu saat melakukan adegan, baik dari gerak tubuh, maupun cara berbicara. Hanung ingin tiap adegan diambil dengan detail. Maka tak heran jika proses produksi melewati perkiraan.
"Harusnya 45 hari, jadi 70 hari. Jelas over bujet, naik sekitar 10-15 persen," jelas Hanung tanpa mau menyebut nominal. Di awal produksi, produser Raam Punjabi dari MVP Pictures sendiri berharap bujet tak lebih dari Rp 20 miliar.
Ketika detikHOT dan beberapa media lain bertemu Hanung, ia tengah mengambil gambar adegan dengan setting Istana Negara di masa pendudukan Jepang. Sutradara 'Sang Pencerah' itu melakukan adegan pertemuan Soekarno-Hatta dengan Laksamana Maeda dan Jendral Harada dalam gedung tua di tengah rimbunnya pepohonan di Kebun Raya Bogor. Set dalam gedung dibuat sedemikian rupa agar menyerupai wajah Istana Negara ketika tahun 1940-an.
"Ini kita baru melakukan dua adegan dari jam 7 pagi, sekarang udah mau buka puasa" ucap Hanung yang kali ini wajahnya tak terlihat cemas seperti saat ia sebelum memulai syuting.
Adegan jamuan teh antara pemimpin Jepang dan dua tokoh founding father Indonesia itu melupakan jalur diplomasi menuju kemerdekaan. Hanung memang ingin menunjukkan sosok Bung Karno dan Bung Hatta yang berhasil merebut kemerdekaan tanpa pertumpahan darah.
Ketika matahari berada di peraduan, Hanung beserta seluruh tim produksi berhenti sejenak untuk berbuka puasa, dan kembali melakukan pengambilan gambar untuk tiga adegan lagi.
'Soekarno: Indonesia Merdeka!' juga menampilkan Ferry Salim sebagai komandan Jepang, Maudy Koesnadi sebagai istri Soekarno, Inggit dan Tanta Ginting sebagai Sjahrir.
(ich/hkm)