'D-Day': Perburuan Teroris ala India

Jakarta - Sutradara India, Nikhil Advani tampil beda dalam film barunya, 'D-Day' yang kini tayang di bioskop. Sebelumnya, Nikhil lebih dikenal sebagai pembuat film-film drama komedi romantis. Lewat 'D-Day', Nikhil ingin membuktikan bahwa dirinya mampu menyuguhkan film yang penuh aksi dan serius.

Tidak tanggung-tanggung, cerita 'D-Day' menyentuh ranah terorisme. Diceritakan bahwa sekelompok team khusus dari dinas intelijen India, ingin menangkap teroris yang menjadi buronan paling dicari oleh pemerintah. Sayangnya, sang buronan berada di Pakistan, negara tetangga yang menjadi seteru abadi India.


Tim khusus tersebut terdiri dari Rudra (Arjun Rampal), Wali (Irffan Khan), Zoya (Huma Qureshi), dan Aslam (Aakash Daahiya). Tugas mereka menangkap Igbal Khan alias Iqbal Seth alias Goldman (Rishi Kapoor).


Rencana sudah disusun matang jauh-jauh hari. Tim khusus tersebut akan menyergap saat sang buronan akan menghadiri perkawinan anaknya. Namun, dengan kondisi yang terjadi di lapangan, semuanya berjalan di luar perkiraan. Mampukah Wali Cs menangkap Goldman yang begitu ketat penjagaannya?


Film Nikhil Advani kali ini cukup menghentak kalangan perfilman di India. 'D-Day' menjadi eksperimen Nikhil dalam membuat film laga dengan alur cerita yang berliku. Nikhil yang juga menulis skenarionya tak hanya memfokuskan 'D-Day' pada kisah penyergapan dan penangkapan sang teroris. Namun, juga menyisipkan kisah dari masing-masing karakter, kehidupan mereka di luar tanggung-jawab menangkap sang teroris.


Sebut saja Wali yang sudah menyamar di Pakistan selama 9 tahun akhirnya kerkeluarga, dan mempunyai anak di Pakistan. Cerita bertutur bahwa Wali selain harus menjalankan misi, juga harus menyelamatkan istri dan anaknya. Begitu juga dengan Rudra. Di luar sosoknya yang begitu sangar dan berwibawa layaknya Jason Bourne, ternyata memendam perasaan cinta pada seorang perempuan Pakistan yang ditidurinya. Zoya, perempuan femme fatale yang dingin, juga mempunyai kisah masa lalu yang selalu menghantuinya.


Selama 154 menit 'D-Day' menampilkan adegan laga dibalut dengan kisah-kisah menyentuh. Berbeda dengan film-film India mainstream pada umumnya, 'D-Day' hadir tanpa nyanyian dan tarian namun tetap menunjukkan ciri khas sebuah film Bollywood.


Meski Nikhil membuat sebuah twist menarik di bagian akhir, film ini terasa berlebihan dan janggal ketika Wali Cs harus berjuang sendirian karena putus kontak dengan atasan mereka yang berada di India. Nikhil juga cenderung menggambarkan Pakistan sebagai negara yang menyembunyikan para buronan teroris.


Namun, terlepas dari 'kekurangan' itu, 'D-Day' menjadi titik balik Nikhil Advani setelah 3 film sebelumnya gagal memuaskan penonton dan kritikus film di India. 'D-Day' seakan menjadi pembuktian Nikhil Advani bahwa dirinya mampu membuat film mata-mata layaknya film Hollywood, namun sesuai dengan selera pasar India. Dan, kalau bicara tentang isu perburuan terorisme, tentunya juga akrab dengan publik di Indonesia. Selamat menonton!


John Tirayoh wartawan film


(mmu/mmu)