Peran Hollywood dalam Misi CIA di 'Argo'

Jakarta - Mungkin agak sedikit terlambat membahas film 'Argo', mengingat hingar-bingarnya telah berlalu sering dengan ajang-ajang penghargaan bergengsi yang telah usai. Namun, Film Terbaik Oscar 2013 ini baru saja masuk layar bioskop Indonesia. Yuk simak kembali informasinya sebelum menonton.

Teheran 4 November 1979. Kompleks Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Teheran, Iran dikepung demonstran. Mereka minta AS memulangkan Shah Reza Pahlavi ke Iran untuk diadili.


Tak lama, salah satu demonstran berhasil memanjat pagar yang tingginya 3 meter, disusul satu orang lain, lalu banyak lagi. Pagar akhirnya jebol oleh desakan massa.


Demonstran menyerbu masuk. Saat itu para karyawan Kedubes tengah bergegas menghancurkan dokumen dan merusak semua peralatan sensitif.


Mereka menangkapi para diplomat AS ini, kecuali enam orang yang berhasil lolos lewat pintu belakang. Enam diplomat yang terdiri dari empat laki-laki dan dua perempuan itu akhirnya berlindung di kediaman Duta Besar Kanada untuk Iran, Ken Taylor (Victor Garber).


Segera CIA menyiapkan upaya membawa enam diplomat itu keluar dari Iran. Berbagai cara pun didiskusikan, mulai dari mengirim tim militer dengan mengayuh sepeda sejauh 482 kilometer untuk melintasi perbatasan Iran hingga mengutus matamata untuk menemui para guru bahasa Inggris, tapi semua usulan mentok karena kondisi Iran tak memungkinkan.


Seorang staf CIA dengan keahlian meloloskan diri (exfiltration), Tony Mendez (Ben Affleck), mendapat ide agar enam diplomat itu berperan sebagai kru film asal Kanada yang datang ke Iran untuk survei lokasi syuting film. Kalau keenamnya diberi paspor palsu dan lolos dalam pemeriksaan di bandara, tentu mereka bisa meninggalkan Iran dengan selamat.


Tak ada yang antusias, memang, tapi seperti kata Asisten Deputi Direktur CIA Jack O’Donnell (Bryan Cranston), “Inilah ide buruk terbaik yang kita punya.”


Film berjudul 'Argo' itu membuat nama Ben Affleck diakui sebagai sutradara terbaik di ajang penghargaan Golden Globe Awards dan Screen Actors Guild Awards. Namun Ben malah tak dianggap di ajang paling bergengsi Academy Awards, meskipun akhirnya film Ben dipilih memenangkan Best Picture.


(ich/ich)