Joko menyorot nama-nama yang akan dikirim Kementrian Pariwisata ke Berlin. Ia juga mengunggah foto dokumen daftar delegasi yang berangkat di Twitter.
Dari daftar nama yang tertera, Joko sebagai filmmaker merasa tidak familiar dengan 'para wakil industri film Indonesia' itu. Ia merasa geram karena ada banyak nama lain yang lebih pantas untuk mendapat dukungan pemerintah pergi ke Festival Film Berlin 2015.
Menurut Joko, tahun ini ada beberapa filmmaker dan aktor Indonesia yang filmnya masuk seleksi Berlin Film Festival & Berlinale Talent Campus. Mereka yang berprestasi ini adalah Wregras Bhanuteja, Loeloe Hendra, Tara Basro, Arifin Putra, Rashidy Ariefiensyah dan Aditya Ahmad. Namun disebutkan Joko pengajuan bantuan pembelian tiket untuk orang-orang berprestasi yang membawa nama Indonesia ini tidak disetujui.
Menurut Direktur Jendral (Dirjen) Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya, Ahman Sya pengiriman delegasi ke festival film internasional lebih fokus pada penjualan film, yang artinya delegasi yang diberangkatkan adalah para produser film. Sementara untuk para aktor dan filmmaker non komersial, pihaknya tidak bisa memberikan dukungan.
"Ini untuk pasar produk film. Kita jualan, sehingga yang diberangkatkan para produser film untuk keperluan komersial, bukan dokumenter atau film pendek. Jadi itu alasan tidak memberikan ruang khusus seperti itu (bagi pegiat film non komersial), ekonomi kreatif itu hanya film komersial," tegasnya kepada detikHOT, Selasa (3/2).
Sementara untuk film yang bersifat edukasi, dokumenter dan film yang berhubungan dengan muatan lokal, menurut Ahman itu berada dalam kewenangan Kemendikbud.
Sayangnya Ahman Sya tak memberi penjelesan lebih lanjut kriteria pegiat film komersial seperti apa yang diberangkatkan oleh Kemenpar ke festival tersebut.
(ich/ich)
