"Bagus ya, tapi itu tidak cukup. Yang paling bertanggung jawab adalah Ukus Kuswara yang sudah menjabat sejak masih Kemenparekraf dan Kemenbudpar, juga Direktur Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya, Ahman Sya," kata Joko kepada detikHOT.
Sutradara 'Jani Joni' itu menuntut Ukus dan Ahman juga harus mundur dari jabatannya karena mereka penanggung jawab segala program film sebelumnya yang dinilai Joko tidak memuaskan. Ia menyerukan agar agenda film tahun-tahun sebelumnya juga diselidiki.
Joko mengatakan, saat ini kondisi perfilman Indonesia sudah sekarat karena kurangnya SDM memadai dan promosi film yang sangat kurang. Misalnya, di Berlinale Talent Campus seharusnya pemerintah memberikan dukungan sebagai salah satu upaya mencetak filmmaker berkualitas. Selama ini promosi yang dilakukan oleh pejabat terkait juga dinilai Joko ala kadarnya.
"Waktu di Hong Kong Film Festival tahun lalu, film Indonesia di samping booth Malaysia. Mereka slogannya udah 'We Provide Content to The World', kita cuma taruh wayang golek ," kata Joko.
Armein sebagai sosok yang dinilai berwenang pada proses pengembangan industri perfilman Indonesia juga sempat dikritik para sines. Mereka menyorot tidak adanya katalog film dalam booth Indonesia di pasar film yang diikuti.
"Memang nggak serius, nggak ngerti dan nggak niat. Sudah seharusnya tidak lagi menangani film dan ekonomi kreatif," kritik Joko.
Joko juga berharap nantinya Badan Ekonomi Kreatif di bawah Triawan Munaf benar-benar diisi figur baru yang berkompeten dan mengerti bidangnya. "Jangan sampai Badan Ekonomi Kreatif dimasuki oleh pengelola lama," katanya.
(ich/ich)