Gila 'Headbanging', Penggemar Motorhead Cidera Otak

Jakarta - Sebagai seorang penggemar musik heavy metal, 'headbanging' sudah menjadi semacam ibadah yang harus dilakukan kala band idolanya naik panggung. Mengayunkan kepala ke depan dan ke belakang bergantian, mengiringi distorsi super keras.

Namun, apa jadinya jika yang melakukannya seorang pria 50 tahun? Cidera otak ringan. Ya, itulah yang terjadi pada pria setengah abad asal Jerman yang tiba-tiba mendatangi Hanover Medical School karena sakit di seluruh kepala. Dilansir detikHOT dari berbagai sumber, Senin (7/7/2014), terjadi sedikit gumpalan darah di otak pasien yang tidak mau disebutkan namanya itu.


"Dia tidak memiliki cidera kepala sebelumnya. Tapi dia mengakui telah melakukan 'headbanging' selama bertahun-tahun sebagai penggemar Motorhead. Terakhir kali sebelum ke rumah sakit, dia juga baru saja menghadiri konser Motorhead bersama anaknya," ujar dokter yang menangani si metalheads, Dr Ariyan Pirayesh Islamian.


Alih-alih melarang, Dr Ariyan Pirayesh Islamian justru menegaskan bahwa 'headbanging' sesuatu yang berbahaya secara medis. Baginya tidak ada masalah untuk melakukan gerakan khas musik metal itu karena risiko berbahayanya rendah.


"Ini adalah kasus ke-4 yang serupa. Namun, para metalheads tidak perlu menyerah untuk 'headbanging' karena sejujurnya risikonya sangat rendah, sangat rendah," tegas Dr Ariyan Pirayesh Islamian lagi.


"Dan, setidaknya ini membuktikan bahwa Motorhead adalah band paling cadas di muka bumi. Karena kalau bukan karena kegaragan musik mereka, pasienku tidak mengalami cidera otak," tutup sang dokter.


(hap/mmu)