Melukis diatas busana yang bisa dikenakan misalnya. Memang tak banyak orang yang menguasainya. Karena tantangannya memang besar. Mulai dari pemilihan bahan, alat dan cat yang tak sembarangan. Sampai penanganan hasil karya yang harus dilakukan secara khusus.
Wajar saja, pasalnya yang mereka tawarkan adalah dua hal sekaligus. Busana dengan janji kenyamanannya dan keindahan bernilai seni dari karya lukis mereka. Berikut kisah para seniman lukis diatas busana tersebut.
***
Tak seperti kanvas, kaus bukan bahan yang lumrah untuk media lukisan. Tapi itu tak menyurutkan Shidiq Oktaviandri, 26 tahun, untuk berkarya diatas bahan kaus dan sepatu. Sudah hampir 5 tahun ini Shidiq menjalani usaha kaus dan sepatu lukis di Pasar Ngarsopuro, Surakarta, Jawa Tengah.
Dulu Shidiq bekerja di sebuah sebuah perusahaan otomotif di Karawang. Dia sempat menganggur, saat memutuskan berhenti dari perusahaan itu. Lalu kakaknya mengajak Shidiq berwiraswasta dan mengajarinya melukis dia atas kaus.
"Sebenarnya yang jago lukis itu kakak. Dia yang ngajari teknik-tekniknya, lama-lama saya jadi suka," kata Shidiq kepada detikHOT, Rabu (14/8/2013).
Shidiq lebih banyak melukis wajah tokoh-tokoh nasional seperti mantan Presiden RI Soekarno, Soeharto, atau Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.
Tidak ada yang mudah di awal. Itu pun dialami Shidiq. Beberapa kali mengulang lukisan di bahan yang sama, ia akhirnya mampu membuat kaos lukis sesuai keinginan.
"Melukis itu mesti dari hati alias suka. Bakat nomor dua-lah," ujarnya. Semula, pria penggemar Fatin Shidqia ini hanya bisa menggambar kata-kata lucu atau bermotif alam dan abstrak. Namun, seiring perjalanan waktu, dia kini sudah mahir melukis tokoh-tokoh terkenal.
"Macam-macam tokohnya, sesuai permintaan. Ada Soekarno, Soeharto, ada juga yang request minta wajahnya dilukis lalu ditaruh di kaos," kata Shidiq.
***
Sebagai seorang seniman dan wiraswasta, Shidiq memang harus peka akan selera pasar terhadap kaos lukis yang ia buat. Tak heran jika akhir-akhir ini dia banyak mendapat pesanan kaus lukis bergambar wajah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Bahkan jenis kaus ini tergolong paling populer dan hampir tiap hari ada yang memesan.
Maklum, pria yang akrab disapa Jokowi itu pernah selama dua periode memimpin Surakarta, tempat dimana Shidiq berasal dan menjajakkan kaos lukis. "Beliau (Jokowi) itu pro rakyat, selalu menerima usulan rakyat. Memperlakukan seorang pedagang kayak saudara atau tamu penting. Pasar Ngarsopuro ada ya karena dia," kata Shidiq.
Tak ada bosan, apalagi malas saat diminta melukis wajah tokoh nasional. Shidiq justru merasa senang dan puas. Selain menuruti keinginan pelanggan, ini jadi caranya menyalurkan nasionalismenya.
"Ada keasyikan tersendiri aja. Untuk mengenang jasa mereka juga dan memang banyak yang cari. Biasanya ada pesan moral yang diselipkan," ujarnya.
Tentu tidak hanya wajah Jokowi yang laris manis. Sejumlah tokoh seperti mantan presiden pertama Indonesia, Soekarno dan mantan presiden Soeharto pun tak pernah sepi peminat.Paling tidak, dalam sepekan paling sedikit lima buah pesanan kaus berlukis wajah mereka.
"Pak Karno (Soekarno) dan Pak Harto (Soeharto) itu banyak juga. Nggak tahu ya kenapanya. Ya mungkin orang beda-beda selera, beda-beda nge-fans-nya," kata Shidiq.
(utw/utw)