Korban Dimas Andrean: Saya Dicekik, Sebelah Penis Saya Ditendang

Jakarta - Korban atau saksi pelapor kasus penganiayaan Dimas Andrean, Sukmawan Salawijaya alias Lee menegaskan, dirinya mengalami tindak kekerasan oleh Dimas.

Dalam sidang yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (11/6/2013), Lee menekankan dirinya dicekik saat kejadian pada 9 Juni 2012 lalu itu. Selain itu pangkal pahanya juga ditendang oleh aktor yang melejit lewat sinetron 'Bawang Merah Bawang Putih' itu.


"Penganiayaan dan perusakan oleh saudara terdakwa (seraya menunjuk Dimas). Dia ketok pintu rumah, saya keluar, lalu saya dicekik, tangan kanan dia pegang pisau. Lalu saya tersungkur ke mesin cuci. Pas saya ngomong sama istrinya, sebelah penis saya ditendang dengan kaki kirinya," paparnya bersaksi.


Lee menambahkan, sebelum kejadian ia sedang bersantai. Lalu cek cok pun terjadi antara dirinya dengan Dimas karena perkara bayaran kos mertua Dimas.


"Dia sudah habis, tapi kok belum check out. Ibu mertuanya belum check out. Yang dibayarkan satu hari, tapi saat itu sudah nginap dua hari Rp 300 ribu per hari," terang Lee.


"Saya lagi karaoke sambil lihat TV. Saya buka pintu karena dia gedornya keras banget. Nggak banyak ngomong, dia langsung action. Nggak sempat bertanya sama dia. Saya langsung dicekik dengan tangan kiri. Tangan kanannya pegang pisau. Saya ditarik ke pinggir dekat mesin cuci," tuturnya.


Menurut Lee, saat itu Dimas tidak terima karena secara tak langsung merasa diusir. Namun Lee punya pembelaan.


"Saya sudah terima tamu dari Singapura untuk menempati kamar yang digunakan mertuanya, makanya pas dia memperpanjang sehari lagi, saya tidak terima. Saya diancam. Dia bilang, 'keluarga lo, gue abisin sekalian'," cerita Lee.


Sementara, Dimas langsung membantah pengakuan dari Lee. Dimas yang sudah menetap di kos di kawasan Kuningan itu mengaku hanya menarik kerah Lee. Ia pun juga menampik telah menodongkan pisau atau pun menendang pangkal paha Lee.


"Tidak benar saya mencekik leher dan memegang pisau, saya tidak melakukannya semua. Merusak ember, menendang botol itu tidak benar. Saya tidak mencekik, saya hanya menarik kerah saja. Saya pegang kunci mobil, bukan pisau," bantah Dimas.


Selain itu Dimas mengatakan dirinya sama sekali tak diberitahu perihal waktu kamar tempat menginap mertuanya telah habis dan akan diisi oleh orang lain. Saat itu ia pun emosi karena merasa sudah membayar sesuai ketentuan.


Menurut Dimas, dirinya sudah memenuhi pembayaran untuk menginap mertuanya hingga 9 Juni 2012. "Tidak ada pemberitahuan sebelumnya pada mertua saya jika waktunya telah habis dan kamar sudah ada yang mau mengisi," ujar Dimas.


(kmb/mmu)