Pentas Teater 'Pasung Jiwa' Rayakan 15 Tahun Kebebasan

Jakarta - Benarkah reformasi yang bergulir sejak Mei 1998 telah memberikan kebebasan bagi masyarakat Indonesia? Untuk memperingati 15 tahun tumbangnya kekuasaan Orde Baru, akan digelar sebuah pentas teater bertajuk 'Pasung Jiwa' di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu (15/5/2013) pukul 19.00 WIB.

Lakon 'Pasung Jiwa' diangkat dari novel terbaru karya pemenang Khatulistiwa Literary Award 2012 Okky Madasari. Sekaligus, pementasan teater tersebut akan menjadi tanda diluncurkannya novel 'Pasung Jiwa'. Menurut Okky, tema novelnya bersesuaian dengan semangat untuk merenungkan kembali reformasi selama ini.


"Pasung Jiwa mempertanyakan soal kebebasan individu dalam rentang periode sebelum reformasi dan sesudah reformasi. Dalam novel tersebut dihadirkan fakta-fakta diskriminasi dan ketidakadilan yang dialami warga negara dengan beragam latar belakang," ujar penulis novel 'Entrok', '86' dan 'Maryam' itu.


Disutradari oleh Herry W. Nugroho dan R. Tono yang ditempa Bengkel Teater Rendra, pentas 'Pasung Jiwa' menampilkan antara lain 'Maryam Supraba', bintang film 'Kisah 3 Titik'. Pertunjukan yang digelar gratis ini akan menjadi puncak dari seluruh rangkaian acara yang berlangsung sejak pagi, dengan tema besar 'Sastra dan Seni untuk Kebebasan'.


Mulai pukul 10.00 WIB dibuka pameran lukisan bertema "Kebebasan" yang diikuti mahasiswa berbagai universitas dan pelukis cilik-autis Ivan Ufuq Isfahan. Sosok bocah autis Ivan Ufuq menjadi simbol dari orang-orang yang tak berdaya dan kerap dianggap tidak normal hanya karena berbeda dari orang kebanyakan. Padahal, autism sama sekali tidak mengurangi potensi dan nilainya sebagai manusia.


Acara lainnya adalah pelatihan penulisan bertema "Terbitkan Kegelisahanmu" yang akan dimentori oleh Okky Madasari, Maggie Tiojakin, dan editor dari Gramedia Pustaka Utama, Hetih Rusli. Acara ini dimulai pukul 16.00 WIB, dan kemudian dilanjutkan dengan kuliah umum "Sastra dan Seni untuk Kebebasan" pada pukul 18.00 WIB bersama Dr. Dewi Candraningrum. Dewi adalah akademisi sekaligus anggota redaksi Jurnal Perempuan.


(mmu/mmu)