'The 20/20 Experience': (Setengah) Visi Justin Timberlake yang Tak Biasa

Jakarta - Apa kabar Justin Timberlake? Setelah lama tidak bernyanyi dan lebih banyak akting di depan kamera, akhirnya ia kembali ke industri yang membesarkan namanya dengan 'The 20/20 Experience', album ketiganya setelah 'FutureSex/LoveSounds' (2006). Tujuh tahun bukanlah waktu yang singkat, dan tentu Anda mengharapkan sesuatu yang spesial dari album ini. Kabar baiknya, Anda baru saja mendapatkannya!

'The 20/20 Experience' yang dirilis Maret lalu adalah sebuah perubahan musikal yang signifikan. Jika album 'Justified' (2002) adalah album debut solo nekat yang beruntung, dan 'FutureSex/LoveSounds' (2006) yang terlalu banyak unsur elektro berlebihan, maka bagi saya 'The 20/20 Experience' jauh lebih terencana dan berkelas.


Penggabungan R&B tipikal Justin Timberlake (JT) dengan musik soul menjadi sebuah musikalitas yang jauh lebih orisinil ketimbang 2 album pendahulunya. Jangan heran jika Anda nanti terkejut dengan intro lagu 'Pusher Love Girl' yang lebih mirip lagu klasik di opening film-film Hollywood jadul. Tapi, begitu vokal JT masuk bait pertama, maka Anda akan menyadari bahwa Anda memang tidak salah beli album. Apalagi ketika masuk bagian chorus, Timberlake akan memperlihatkan keahlian falseto-nya.


Beda lagi dengan intro dari single pertama, 'Suit & Tie'. Awalnya terdengar mengawang dan membosankan, tapi langsung berubah di awal verse menjadi sebuah lagu upbeat asyik dengan ritme yang sulit ditebak. Apalagi ditambah dengan Jay-Z yang mengisi bagian rap. Justin Timberlake ditambah Jay-Z? Tentu sebuah kombinasi pemicu pesta sejati.


Jika kedua lagu tersebut masih kurang soul bagi Anda, maka 'That Girl' adalah lagu yang pas untuk membuktikannya. Please welcome, JT & The Tennessee Kids! Dan, memasukkan komposisi rhythm Afrika ke dalam lagu 'Let The Groove In' adalah ide brilian.


Single jagoan kedua dari album ini berjudul 'Mirrors', pop medium tempo yang saya juluki sebagai "refleksi cinta abadi". Tidak diragukan lagi, lagu ini adalah sebuah magnet yang paling memikat. Album ini kemudian ditutup oleh 'Blue Ocean Floor', samudra biru yang lebih tenang dan melegakan.


Seluruh lagu dalam 'The 20/20 Experience' memiliki durasi yang panjang (kabarnya diilhami dari Pink Floyd dan Led Zeppelin). 'Mirrors' adalah yang terlama dengan 8 menit, disusul oleh 'Pusher Love Girl' yang berbeda 3 detik. Rata-rata setiap lagu memiliki durasi 6-7 menit dengan total durasi 70 menit, cukup lama untuk sebuah album yang hanya berisikan 10 track.


"10 songs now…..10 songs later = 20 vision". Saya mengutip kalimat Questlove, seorang produser musik yang berbicara tentang album ini. Saya setuju, 'The 20/20 Experience' adalah (setengah) visi Justin Timberlake yang tidak biasa. Dengan keberanian dan kejeniusannya, album ini pantas diacungi jempol. Walaupun, saya sarankan untuk jangan mengambil kesimpulan terlalu cepat. Ibarat film, ini baru episode pertama, bukan?


Rendy Tsu (@rendytsu) music director radio, album reviewer dan blogger yang mendedikasikan tulisannya untuk musik.


(mmu/mmu)