Veven meninggal setelah salah satu putrinya, Sheridan Olenka yang sebelumnya menunggui, kembali ke Jakarta. Menurut Sheridan, jenazah sang ayah akan diterbangkan ke Jakarta hari ini, untuk disemayamkan terlebih dahulu di rumah duka di Cikini.
Adapun pemakanan akan dilangsungkan Sabtu (18/5/2013) besok di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Sheridan mengenang hari-hari terakhirnya bersama sang ayah yang masih sempat mengomentari tayangan gosip artis di televisi.
"Saipul Jamil dan Nassar memang selalu cari sensasi ya," ujar penulis novel 'Stamboel Selebritas' itu seperti ditirukan Sheridan. Industri hiburan televisi memang bukan dunia yang jauh dari Veven. Selain dikenal sebagai penulis novel dan cerpen, ia juga menulis naskah sinetron televisi dan ulasan mengenai budaya massa secara umum.
Veven bahkan boleh dibilang salah satu pelopor kajian budaya massa di Indonesia. Ketika stasiun televisi swasta jumlahnya belum banyak, dan mulai bersiaran nasional, Veven tampil sebagai pencatat yang tekun atas fenomena-fenomena dan dampak yang muncul dari budaya baru tersebut. Hasil amatannya diterbitkan dalam buku 'Televisi dan Prasangka Budaya Massa' serta 'Kapitalisme Televisi dan Strategi Budaya Massa'.
Mengawali karier sebagai wartawan, Veven Sp Wardhana antara lain pernah menjadi redaktur Majalah Hai, dewan redaksi Tabloid Monitor, wakil pemimpin redaksi Tabloid Bintang, redaktur Pelaksana Tabloid Citra dan redaktur senior Majalah Tiara. Sebagai sastrawan, cerita pendeknya beberapa kali masuk buku tahunan Cerpen Terbaik Kompas. Adapun umpulan cerpen tunggalnya yang sudah terbit berjudul 'Panggil Aku Peng Hwa'.
(mmu/mmu)