Nory mengatakan, ia terakhir bertemu suaminya sekitar pertengahan bulan Januari 2015. Saat itu ia dan Hanna akan kembali ke Kuala Lumpur, Malaysia. Kata-kata Alex ketika itu sangat diingat Nory, ia diminta untuk menjaga baik-baik putrinya.
"Saya ketemu dia di Jakarta dua minggu setelah tahun baru. Dia bilang, 'jagain anak-anak'. Ke anak dia memang baik, dia pesan supaya jangan lupa salat," kata Nory yang berlinang air mata.
Hanna menambahkan, ayahnya adalah sosok pria baik yang sangat peduli terhadap anaknya. Alex jarang marah dan tahu jika Hanna sedang bersedih.
"Selalu ingetin salat, baik, jarang marahin saya. Kalau saya sedih juga ngerasa sedih," pungkas siswa SMA di Kuala Lumpur itu.
Tidak hanya keluarga yang kehilangan sosok Alex Komang. Hal itu terlihat dari membludaknya pelayat yang datang dan menghantarkannya ke pemakaman.
"Dia sudah bilang ingin ke bawah, di tunggu bapak di perahu. Dia tidak bilang ke keluarga karena takut khawatir, dia sudah kerasa akan dipanggil," kata paman Alex di rumah duka.
Jenazah Alex kini sudah dimakamkan di pemakaman Sirandu. Letak liang lahatnya tidak jauh dari makam sang ayah. Diketahui Alex meninggal karena kanker hati hari Jumat (13/2) malam kemarin pukul 20.00 di RSUP dr Kariadi Semarang.
"Kemarin dikabari (Alex meninggal) saat kami sudah mau perjalanan dari Malaysia. Sampai Semarang jam 21.30," ujar Nory.
(alg/kak)