Andrei Aksana Rilis 186 Puisi di Buku 'Senyawa'

Jakarta - Kau dan dia, melebur dalam keindahan, segalanya pun berpijar, terciptalah semua debar, degup, gemuruh, yang melenyapkan batas dan antara, hanya ada nyawa yang saling mencari dan merengkuh. Duka, bahagia, benci, cemburu, luka, tawa, bergulung sebagai kekuatan yang tak memisahkan. (Senyawa, Andrei Aksana)

Penggalan puisi tersebut terdapat dalam buku kumpulan puisi 'Senyawa' karya Andrei Aksana yang baru saja diluncurkan. Sebelumnya, satu bulan yang lalu Andrei merilis novel terbarunya 'Angin Bersyair'.


Kini, dalam 'Senyawa' terdapat 186 puisi yang secara tak sengaja dituliskannya selama absen menulis. Puisi-puisi ini digolongkannya ke dalam beberapa bagian seperti 'Senyawa Kata', 'Senyawa Cinta', 'Senyawa Waktu' dan 'Senyawa' lainnya.


Baca Juga: Mengintip Rumah Inspiratif Penulis Asma Nadia di Depok


"Cinta tidak bisa dipisahkan dari substansi kimia. Zat feromon yang dihasilkan kelenjar endoktrin di tubuh manusia yang memicu menimbulkan rasa ketertarikan terhadap manusia lain," katanya di toko buku Gramedia Pondok Indah, Jakarta Selatan, kemarin.


Hubungan antara cinta dan senyawa tersebut yang menginspirasinya menuliskan pelbagai puisi. Sedangkan menurut general manager Gramedia Pustaka Utama, Siti Gretiani tidak banyak penulis Tanah Air yang lihai menulis puisi.


Baca Juga: Oleh-oleh 59 Negara 270 Kota, Harta Karun di Rumah Asma Nadia


"Andrei berhasil membuktikannya lewat Senyawa. Jalinan kata dan yang dirangkai membawa pembacanya merasakan suatu romantisme," katanya.


Andrei telah menghasilkan belasan buku lainnya. Di antaranya 'Lelaki Terindah' dan 'Angin Bersyair'. Cerita pendeknya 'Kain Perca Ibu' menjadi nominasi cerpen pilihan Kompas (2011). Buku kumpulan puisinya yang pernah diterbitkan adalah 'Mencintaimu, Pagi Siang Malam'.


Kini, buku setebal 200 halaman terbitan Gramedia Pustaka Utama dengan harga Rp 55 ribu itu sudah tersedia di berbagai toko buku di Tanah Air.


(tia/tia)