Pengalaman Rahayu Saraswati Syuting di Hutan untuk 'Gunung Emas Almayer'

Jakarta - Setelah sukses memproduksi dan akting dalam film trilogi Merah Putih, yang meraih distribusi internasional di lebih dari 70 negara, rupanya tidak membuat seorang Rahayu Saraswati berpuas diri. Ia kembali tampil di film 'Gunung Emas Almayer' yang sebagian besar lokasinya di hutan.

Bermain dalam film 'Gunung Emas Almayer' ini, Sara mengaku sangat tertantang. Selain karena disutradarai U Wei Bin Haji Saari yang memang ia kenal sangat detail dalam membuat film, Sara harus kembali menjalani syuting di hutan dan berbahasa melayu menjadi alasannya. "


"Ya, syuting film ini memang sepenuhnya dilakukan di sebuah daerah di Malaysia dan bahasa yang digunakan adalah 70 persen bahasa Melayu dan 30 persen bahasa Inggris," kata Sara dalam pernyataannya yang diterima detikHOT, Senin (3/11).


"Pengalaman waktu syuting di hutan dalam film Merah Putih sangat membantu saya saat harus kembali syuting di hutan dalam film ini. Kalau sebelumnya tidak bermain di Merah Putih, mungkin saya akan kaget," tambahnya.


Selain merasakan tantangan berbeda, Aktris Terbaik Festival Film Internasional Bali 2009 itu juga merasa bangga bisa ambil bagian dalam film 'Gunung Emas Almayer', baik sebagai aktris maupun produser yang mewakili rumah produksi Media Desa Indonesia. "Yang paling berkesan, melalui film ini dapat menambah wawasan melihat bagaimana identitas masyarakat Melayu di akhir abad 19 dan memberikan banyak makna dalam kehidupan kita," jelas keponakan dari Prabowo Subianto itu.


Film 'Gunung Emas Almayer' merupakan hasil kolaborasi antara Media Desa Indonesia dan rumah produksi Tanah Licin dari Malaysia. Selain telah mengeluarkan biaya produksi yang dikalim sebesar Rp 60 miliar, film juga menggaet konsultan Art Director dari film 'Pirates of the Caribbean' di San Diego, Amerika Serikat untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan utuh tentang bentuk kapal layar di zaman Melayu kala itu.


Menariknya, film ini juga tidak hanya akan tayang di Indonesia, Malaysia, tetapi juga di lebih dari 50 negara, diantaranya Amerika Serikat. 'Gunung Emas Almayer' akan tayang perdana di bioskop Indonesia mulai 6 November 2014.


Film ini bercerita tentang seorang pedagang asal Belanda yang terobsesi menemukan gunung emas, yang merupakan adaptasi dari novel klasik pertama karya Joseph Conrad yang berjudul Almayers Folly. 'Gunung Emas Almayer' juga digarap dengan latar belakang budaya Melayu di akhir abad 19, melalui bahasa dan lanskap alam yang mengandung kiasan kultural dalam kehidupan masyarakat Melayu saat itu.


(ich/ron)