Sarah Ashburn (Sandra Bullock) adalah agen FBI yang mempunyai kualitas mencolok, yang membuatnya dibenci oleh rekan kerjanya. Ashburn superkompetitif, sengak dan selalu meremehkan siapapun yang tak sedetail dia. Alkisah, dapatlah dia pekerjaan dari sang bos, Hale (Demian Bichir, nominator Oscar) untuk menangkap kriminal narkotik di kampung halaman Ben Affleck, Boston.
Terbanglah Ashburn ke Boston untuk menangkap sang penjahat. Sampai akhirnya dia bertemu dengan Detektif Shannon Mullins (Melissa McCarthy). Sama dengan Ashburn, Mullins juga dibenci oleh hampir semua rekan kerjanya. Tapi, dengan alasan yang sangat berbeda. Jika Ashburn adalah agen federal yang memegang teguh peraturan, Mullins sama sekali tidak peduli dengan aturan. Motto dia adalah menangkap penjahat dan memasukkannya ke penjara. Caranya? Mengejar dengan mobil kemudian menghajar si penjahat dengan semangka jika perlu.
Seperti yang bisa Anda tebak, kedua karakter yang begitu berbeda itu akhirnya harus bekerja sama demi menangkap sang penjahat. Dan, begitu buruklah nasib penjahat yang harus bertemu dengan mereka karena Ashburn dan Mullins adalah granat yang tidak diinginkan oleh siapapun.
Skrip yang ditulis oleh debutan Katie Dippold mengandung semua klise yang bisa Anda temukan dalam buddy cop mana pun. Mulai dari 'Lethal Weapon', atau bahkan 'Rush Hour' yang melambungkan nama Jackie Chan di jajaran artis Hollywood. Tidak ada yang spesial dengan 'The Heat' kecuali bahwa film ini benar-benar tahu bagaimana cara memanfaatkan dua aktor utamanya. Dan, Paul Feig memang sutradara yang tepat untuk mengeksploitasi pemainnya.
Dalam 'Bridesmaids', Feig bisa mengatur emosi pemainnya sedemikian rupa sehingga rasa frustrasi Kristen Wiig terhadap Rose Byrne –yang untuk pertama kalinya benar-benar tampil super menyebalkan– terasa begitu nyata. Atau, caranya mengeksploitasi McCarthy sampai dalam sehingga mengantarkannya ke jajaran nominator Oscar pada 2012.
Dalam 'The Heat', kerja Paul Feig memang tidak seberat dalam 'Bridesmaids'. Fokusnya hanya kepada McCarthy dan Bullock. Dan, mereka berdua memang benar-benar menampilkan kemampuan mereka yang paling dahsyat untuk membuat penonton tertawa terbahak-bahak. Sandra Bullock sudah terbiasa bermain seperti ini. Dalam sekilas pandang, 'The Heat' tampak mirip dengan aksinya sebagai agen FBI yang menyamar untuk ikut kontes kecantikan dalam 'Miss Congeniality' --dengan lebih banyak kata makian dan sumpah serapah kotor.
Chemistry-nya dengan McCarthy adalah salah satu alasan kenapa 'The Heat' berhasil menjadi komedi yang pantas. Namun, McCarthy adalah rajanya. Sekali lagi, berkat 'Bridesmaids' –bagi Anda yang menonton 'Gilmore Girls' atau sitcom 'Mike & Molly', McCarthy tentu sudah tak asing– namanya langsung meroket. Tahun ini dia sempat menyiksa Jason Bateman dalam 'Identity Thief'. Dalam 'The Heat', McCarthy tidak memberi ampun penonton dengan aksinya nekat dan superbrutal. Tidak ada filter di bibirnya. Semua sumpah serapahnya seperti mesiu ajaib yang akan membuat Anda terkulai lemas karena tertawa tanpa henti.
Meskipun benar-benar kocak –eksploitasi keluarga Mullins adalah bagian terbaik– 'The Heat' tidak pernah kehilangan momen untuk memberikan sentuhan-sentuhan hangat dan menyentuh. Adegan aksinya pun lumayan thrilling dan bagian third act-nya cukup menegangkan. Jangan tertipu dengan posternya yang terlihat palsu, 'The Heat' adalah komedi yang harus Anda tonton musim ini.
Candra Aditya penulis, pecinta film. Kini tengah menyelesaikan studinya di Jurusan Film, Binus International, Jakarta.
(mmu/mmu)