Berkaca pada kasus tersebut, psikolog Mintarsih A Latif mengungkapkan sebab-sebab terjadinya perselingkuhan. Menurutnya, salah satu alasan selingkuh karena ketidakpuasan.
"Tapi itu relatif, sama seperti kita kurang uang, kan itu relatif. Dia terkadang merasa adanya kebutuhan," ujarnya.
Menurutnya, setiap orang mempunyai motivasi yang berbeda ketika berselingkuh. Dalam amatan Mintarsih, laki-laki cenderung memiliki tingkat keinginan untuk selingkuh lebih besar dibanding perempuan.
"Kebanyakan pihak laki-laki karena dia sudah merasa banyak punya uang dan ingin merasakan apa yang ingin dirasakannya. Kalau wanita bisa lebih membatasi diri," katanya.
"Jika ada konflik juga akan mempermudah selingkuh. Tapi bukan syarat mutlak juga terkadang, karena ada juga seseorang yang memang maunya menang sendiri," lanjutnya.
Sementara, dampak bagi korban selingkuh menurut Mintarsih juga bisa terjadi hal yang paling buruk. Ia menilai, saat ini kisah cinta seperti dalam dongeng Romeo dan Juliet sudah tak bakal ditemukan lagi.
"(Dampak perselingkuhan) bisa saja (sampai) bunuh diri, lingkungan memang sangat menentukan bagaimana kita beradaptasi juga," ujarnya.
Menurutnya berbagai kasus bisa terjadi setelah seseorang menjadi korban selingkuh. Selain lingkungan, kesibukan juga akan sangat berpengaruh kepada si korban.
"Sangat relatif. Kita tergantung sama daerah di mana kita dibesarkan. Tapi akan berbeda sekali ketika orang bekerja, pasti berhasil melupakan rasa sakitnya itu karena punya kesibukan," katanya.
(nu2/mmu)