Acara TV Berhadiah Bayi Picu Kontroversi di Pakistan

Jakarta - Acara kuis 'Who wants to be a millionaire' yang berhadiang uang miliaran rupiah mungkin sudah akrab dengan telinga Anda. Tapi, bagaimana dengan acara kuis berhadiah bayi?

Persaingan ketat di dunia pertelevisian membuat para programmer acara di Pakistan berlomba-lomba menunjukkan ide kreatifnya. Sebuah game show kontroversial pun muncul dengan hadiah utama seorang bayi.


Pemandu acara Aamir Liquat Hussain mempersembahkan dua bayi perempuan untuk dua pasangan dalam acaranya yang disiarkan langsung selama tujuh jam sehari di bulan Ramadan.


"Awalnya aku kaget. Aku tak percaya kami mendapatkan bayi perempuan," ujar Suriya Bilqees, kontestan yang 'memenangkan' bayi berusia dua minggu seperti dilansir CNN, Selasa (30/7/2013). "Aku sangat bahagia."


Bayi lainnya yang berjenis kelamin laki-laki diberikan juga dalam acara tersebut di waktu yang berdekatan.


"Di hari Natal ada Santa Claus yang memberikan hadiah, itu penting bagi umat Kristiani. Bagi kami, Ramadan adalah waktu yang spesial, jadi penting untuk membuat orang lain bahagia dan memberi mereka hadiah," ucap Aamir.


Bayi yang dipersiapkan dalam acara itu disediakan sebuah organisasi non-profit the Chhipa Welfare Association. Setiap bulan, organisasi tersebut mengaku menerima 15 bayi terlantar.


"Tim kami mencari bayi-bayi terlantar di jalanan, di tempat sampah--beberapa di antaranya tak bernyawa dan bahkan dianiaya oleh hewan. Jadi mengapa tidak membiarkan bayi itu tetap hidup dan memiliki rumah?" tambah Ramzan Chippa yang mengelola organisasi non-profit itu.


"Kami tidak begitu saja memberikan bayinya. Ada prosedur tersendiri. Pasangan ini (yang diberi hadiah bayi) sudah terdaftar dalam data kami dan sudah bersama kami selama empat atau lima musim," tambahnya.


Tetapi, pasangan tersebut tak mengetahui bahwa mereka akan diserahi bayi yang baru lahir ketika mereka diundang ke acara tersebut, dan surat-surat resmi tak diproses sebelum acara live.


Adopsi tidak terlalu populer di Pakistan, dan di sana tidak ada hukum yang mengaturnya. Pasangan yang memenangkan bayi tersebut harus mengajukan permohonan hak asuh anak tersebut di pengadilan keluarga.


Sebenarnya acara itu memiliki tujuan mulia, yaitu menjadi media bagi para bayi terlantar untuk mendapatkan orangtua angkat. Tetapi embel-embel bayi sebagai hadiah sebuah acara permainan yang disiarkan secara langsung di televisi dinilai 'merusak' niat baik itu.


Aamir juga memiliki acara bertajuk Aman Ramazan yang mirip dengan acara 'The Price Is Right'. Ia menyediakan banyak hadiah bagi pemenang dari 500 peserta dengan menjawab berbagai pertanyaan yang berasal dari Al Quran.


Beberapa penonton memuji acara itu, tetapi ada juga yang mengkritik. "Bayi bukanlah sebuah trofi yang bisa diberikan ke siapa saja," ucap salah seorang pengkritik di halaman Facebook Chhipa Welfare Association.


(ich/mmu)