Blur dan Rivalitas Band di Era 90-an

Jakarta - Awal era 90-an menjadi momen lahirnya Blur sekaligus kebangkitan musik Britpop. Bagi gitaris Graham Coxon, justru saat itu merupakan masa-masa yang sulit. Kenapa?

"Tahun 90-an bagiku adalah masa-masa berjuang. Cukup aneh karena banyak rivalitas dari band. Semuanya young and insecure dan berusaha menjadi yang terbaik," ucap Graham saat ditemui detikHOT dan beberapa media atas undangan wawancara dari Warner Music Indonesia, Selasa (15/5/2013).


Hal yang dirasakan Graham mungkin cukup beralasan. Apalagi rivalitas Blur dan Oasis di daratan Inggris sudah menjadi rahasia umum. Mereka adalah dua band yang berpengaruh dalam peta musik Britpop saat itu.


"Masing-masing (dari band pesaing) bilang band kamu rubbish dan band kami yang terbaik. Setelah itu, 2001 lebih santai dan sekarang lebih baik (soal rivalitasnya)," tambahnya.


"Tapi sekarang ada hal semacam DIY (do it yourself) dengan komputer dan membuat ratusan single untuk dinikmati penggemar, taruh di internet dan label rekaman sudah tidak dibutuhkan lagi. Kamu bisa bikin musik dirumah yang terdengar seperti sampah. Teknologi digital berkembang sangat baik, namun lebih bagus analog yang bisa membuat suara lebih baik dan hangat," papar Graham.


Sementara Alex merasa saat ini adalah momen yang cukup sulit bagi band seperti Blur. "Iklimnya sudah berubah," ucap bassis yang baru menyelesaikan sebuah film pendek itu.


"Band itu seperti kebun, dan kebun itu terus menjadi semakin besar, hingga akhirnya kebun itu hilang sepenuhnya. Ini berkenaan dengan soal independensi pada musik, yang mulai terlihat seperti tidak seharusnya," tambah Alex bermetafora.


Namun jika dilihat dari sisi industri, Alex merasakan momen terbaik dalam musik adalah saat era 60-an hingga 90-an. Ketika itu bentuk fisik dari karya musisi begitu dihargai dengan penjualan yang fantastis.


"Era 60, 70, dan 90 adalah era emas dalam musik pop, masa keemasan industri ini. Para musisi bisa menjual ratusan bahkan ribuah copy rekaman. Saya lebih menyukai masa itu, saat industri ini masih sophisticated. Sekarang sulit menemukan toko kaset," ucap Alex lagi.


"Ya saya punya toko kaset kesukaan di Camden, di sana kamu bisa temukan pembagian musik psychedelic, punk-rock...ha-ha-ha, itu menarik dan kamu bisa dapatkan kaset second di situ," sahut Graham.


Alex dan Graham cukup bersemangat menjawab setiap pertanyaan. Mereka pun berjanji akan memberikan penampilan maksimal nanti malam. Sudah siap?


(ich/mmu)