Salah satunya adalah workshop bertajuk 'South East Asia Music Network'. Tidak tanggung-tanggung, pembicara dari negara-negara di Asean didatangkan, mereka adalah Eric Wijanarta dari situs 'Deathrockster', Fikri Fadzil pemilik situs musik indie terbesar di Malaysia 'The Wknd' dan Bani Haikal, musisi eksperimental dari Singapura.
Mereka bertiga berbicara mengenai bagaimana musik dan musisi, khusus indie bisa memilik koneksi yang kuat satu sama lain. Selain itu, pembahasan mengenai pengalaman para pembicara membangun scene musik indie di negara masing-masing juga menjadi diskusi yang seru.
Sejumlah masalah pun menjadi topik pembicaraan. Misalnya soal frekuensi panggung, mencari talenta berbakat sampai masalah pembayaran musisi kecil yang sering dianggap kurang pantas.
Di hari ke-3 sekaligus hari terakhir RRREC Fest in the Valley 2014, Minggu (2/11/2014) tidak cuma menggelar satu workshop. Ada workshop tentang bagaimana cara membuat poster dan multimedia, serta bincang-bincang santai mengenai pentingnya kesenian yang dipandu oleh Koalisi Seni Indonesia (KSI).
Jadi, sekitar 300 orang yang hadir di Tanakita Camp Ground, Komplek Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Sukabumi, Jawa Barat, tempat berlangsungnya acara pun tidak cuma bersenang-senang. Mereka secara langsung juga menambah wawasan tentang kesenian.
RRREC Fest in the Valley 2014 tinggal menyisakan aksi-aksi terakhir, yaitu berupa penampilan sejumlah musisi. Ada Seroja, Voyagers of Icarie, White Shoes and The Couples Company, serta musisi luar negeri, Liyana Fizi (Malaysia) dan Kazuhisa Uchihashi (Jepang).
(hap/ron)