"Para seniman menggabungkan gambar dan mekanisme media massa lalu mengubahnya dengan berbagai gaya sesuai dengan ciri khas masing-masing," ujar kurator Jeong-ok Jeon di sela-sela pembukaan pameran akhir pekan lalu.
'New Icon: Pop in Asia' adalah program pertukaran internasional tahunan pertama yang diselenggarakan oleh Center for Art and Community Management (ARCOLABS). Tahun ini proyek seni ini terselenggara berkat kerjasama dengan Mission of the Republic Korea to ASEAN sebagai peringatan 25 tahun hubungan Korea dan ASEAN.
"Kami menampilkan dua seniman Indonesia yakni dari Serrum dan Stereoflow untuk karya seni grafitinya," tambah Jeong-ok.
Pihaknya juga ingin memberikan perspektif budaya dari 11 negara peserta yang berbeda dan bagaimana mereka saling merangkul. Serta, memperkenalkan seniman kontemporer dari negara yang tidak terlalu dikenal yakni Myanmar, Kamboja, Laos, dan Brunei.
Mereka yang berpameran adalah Lee Hyunjin dan Lee Wan (Korea Selatan), ISE (Malaysia), PHUNK (Singapura), Yuree Kensaku dan Maythee Noijinda (Thailand), Sam Siren (Brunei Darussalam), Sokuntevy Oeur (Kamboja), Ole Viravong Svovill (Laos), Arker Kyaw (Myanmar), Thomas D.Daquioag (Filipina), Ngoc Vo (Vietnam), Serrum dan Stereoflow (Indonesia).
(tia/mmu)