Ketika Video Musik KPop Dekat dengan Pornografi

Jakarta - Awal tahun 2014, panggung musik KPop diramaikan oleh para girlband yang comeback dengan konsep seksi. Nama-nama seperti Girl's Day, AOA, Rainbow Blaxx dan Dal Shabet jadi topik hangat kala itu .

Konsep seksi memang kerap jadi salah satu pilihan manajemen ketika grup asuhan mereka akan merilis album baru. Cara ini bisa dikatakan sebuah 'pelarian' untuk menarik perhatian banyak mata.


Meski sama-sama mengusung kata seksi, namun masing-masing grup mendefinisikan keseksian mereka dengan cara yang berbeda-beda. Ada grup yang tampil lebih banyak mengekspos tubuh mereka, ada juga yang tampil seksi lewat gerakan-gerakan koreografi.


Tentu saja, konsep seksi selalu bisa menarik penonton untuk menambah jumlah viewers di YouTube. Di saat yang sama, aksi tegas dilakukan oleh stasiun-stasiun televisi yang menayangkan acara musik seperti KBS dan MBC pada waktu itu.


Januari berlalu, serbuan konsep seksi dari para idola KPop perempuan pun berkurang. Sebelum akhirnya musim panas datang dan banyak yang comeback dengan konsep summer yang cenderung memang 'terbuka'.



Girl's Day kembali lagi musim panas ini dengan lagu 'Darling'. Adegan basah-basahan jadi salah satu yang ditampilkan di video klip mereka, meskipun tidak terlalu vulgar dan terkesan porno. SISTAR juga meramaikan musim panas dengan lagu berjudul 'Touch My Body'. Tak hanya pakaian mereka saja yang bisa 'memanjakan' mata fanboy, namun koreografi dan lirik lagunya pun terasa 'seksi'.


Namun, tak ada yang lebih menarik perhatian dari sebuah grup bernama 4L (Four Ladies) yang memulai debutnya dengan lagu berjudul 'Move'. Grup yang beranggotakan Chany, Yeseul, J-Na dan Jayoung membuat gempar dunia KPop dengan video klip mereka.


Tak cuma pakaian mereka yang mirip lingerie menerawang saja, namun juga gerakan dance-nya yang kelewat erotis bahkan cenderung porno bagi sebagian orang. Ide cerita dalam video klipnya pun cukup provaktif yakni hubungan asmara dua orang Lesbian. Adegan bermesraan antara dua perempuan pun jadi salah satu pemandangan di video klip 'Move'.



Jelas, grup ini tidak menjual vokal dan visual karena video klipnya terbilang biasa-biasa saja dan suara para member pun tak ada yang istimewa. Namun terlepas dari segala kontroversi itu, 4L berhasil membuat video 'Move' ditonton sebanyak lebih dari 2,8 juta kali di YouTube. Entah apakah popularitas mereka setelah ini masih akan bertahan atau hanya dikenal sebagai sebuah grup rookie berkonsep erotis.


Sebelum 4L, ada pula grup bernama Stellar yang juga pernah punya video klip berkonsep sama. Lewat lagu dan video musik berjudul 'Marionette' Stellar yang bisa dibilang lebih senior dari 4L juga tampil superseksi dengan koreografi yang didominasi oleh gerakan-gerakan pinggul dan bokong.



Bukan baru-baru ini saja video musik KPop menampilkan adegan-adegan dewasa dan diberi rating 19+. Sebelumnya, video klip dari grup seperti Brown Eyed Girls (Abracadabra), Kang Gary (Shower Later), Ga In (Bloom, Fxxk You) dan U-Kiss (Quit Playing) juga sarat dengan adegan-adegan dewasa.


'Abracadabra', 'Bloom' dan 'Fxxk You' menampilkan adegan ranjang versi masing-masing artis. 'Shower Later' menampilkan banyak perempuan bule yang memamerkan dada dan paha dan berbasah-basahan di studio sementara 'Quit Playing' dengan berani memberikan visual hubungan threesome. Jangan juga lupakan 'Now' milik Trouble Maker (HyunA + Hyunseung).



Untuk beberapa nama besar seperti Brown Eyed Girls (termasuk Ga In salah satu membernya) ataupun Kang Gary mungkin memang sudah tak bisa lagi berlaku lucu dan imut mengingat usia mereka dan fans yang sudah dewasa. Tapi bagaimana dengan grup pendatang baru seperti 4L? Lagu debut mereka bahkan tidak terlalu menarik untuk didengarkan (kecuali mungkin sambil melihat video musiknya).


Stasiun televisi utama seperti SBS, KBS dan MBC kini punya peraturan yang lebih tegas soal video musik dengan konsep dewasa. Tak cuma visualnya saja, lirik dalam lagunya pun jadi salah satu pertimbangan mereka untuk memperbolehkan sebuah lagu bisa disiarkan atau tidak.


Walaupun pada akhirnya sensor di televisi tidak begitu berpengaruh besar. Mengingat pada akhirnya banyak penonton KPop dibawah umur (baik di Korea maupun luar Korea termasuk Indonesia) bisa menikmati video-video tersebut lewat YouTube.


Bukanlah sebuah masalah yang terlalu serius jika sebuah grup KPop baik cowok ataupun cewek tampil mengusung konsep seksi untuk video musik mereka. Hanya saja sangat disayangkan jika video yang erotis dan cenderung porno jadi jalan untuk mencari perhatian di tengah persaingan yang amat ketat di industri KPop.


Bagaimana pendapat kalian soal ini?


(ron/mmu)