Ini Alasan Sutradara 'Yasmine' Angkat Silat di Film Pertama Brunei

Jakarta - Setelah vakum hampir 50 tahun, industri film Brunei Darussalam kembali menggeliat. Film 'Yasmine' yang mengangkat seni bela diri silat, menjadi gong lahirnya kembali film Brunei.

Sebagai sutradara, Siti Kamaluddin punya alasan tersendiri dengan mengangkat seni bela diri silat. Wanita yang juga memiliki darah keturunan Solo ini menguatkan kalau film 'Yasmine' bukan film silat biasa.


"Saya ingin mengangkat seni bela diri silat yang merupakan kekhasan budaya di Asia Tenggara. Silat itu indah, silat harus dan bisa dilihat dari berbagai hal yang cool untuk anak muda," ucap Siti kepada detikHOT, ditemui dalam press screaning 'Yasmine' di Djakarta Theatre, Jakarta, Kamis (14/8/2014).


Berbeda dengan film laga lainnya, film yang diproduksi oleh Origin Films ini, tidak hanya menyorot pada gerakan action-nya saja. Layaknya tontonan remaja, film ini punya banyak nilai moral yang diajarkan, mulai dari persahabatan, keluarga, dan sportifitas.


"Because I love silat, which is perspective-nya beda dari film silat lain. Ada value yang diajarkan dalam film ini," lanjut Siti.


Sebagai film pertama Brunei, Siti pun tak main-main. Selain menggaet Salman Aristo sebagai penulis skenario, hal yang spesial dari film 'Yasmine' kehadiran stunt director Chan Man Ching yang sudah malang melintang di industri film Hong Kong dan Hollywood. Chan Man Ching pun sudah dikenal dengan hasil garapannya dalam film 'The legend of Drunken Master 2', 'Rush Hour 1-3' dan Hell Boy 2.


'Yasmine' juga memadukan akting dari bintang film Brunei dan Indonesia. Dari jajaran pemain, film ini akan dibintangi oleh Liyana Yus (Yasmine) dan Nadiah Wahid (Nadia) sebagai pendatang baru Brunei, ada juga Reza Rahadian (Fahri atau ayah Yasmine), Dwi Sasono, Agus Kuncoro, Roy Sungkono. Selain itu ada juga beberapa bintang dari Malaysia.


Film yang akan tayang serentak di indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei pada 21 Agustus mendatang ini juga banyak mendapat inspirasi dari film-film pendekar di Indonesia.


"Treatment pendekar-pendekar dari Indonesia juga. Brunei nggak punya film. Mungkin kalian, familiar dengan film ini karena inspirasi dari Indonesia," tutup Siti.


(pus/ich)