2001 lalu, Robin bertemu dengan Koko untuk pertama kalinya. Koko yang tinggal di The Gorilla Foundation, California dapat berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat dan mengerti bahasa Inggris.
Dr Penny Petterson, selaku pengurus, mengungkapkan bahwa saat keduanya pertama kali bertemu, telah terjadi komunikasi yang baik di antara mereka. Dan menurut sang dokter, Koko tersentuh dengan kehangatan hati Robin.
Ketika berita kematian Robin tersebar di media, Dr Penny pun segera memberitahu Koko. Dan secara mengejutkan, gorila pintar berjenis kelamin perempuan tersebut menyampaikan kata 'perempuan' dan 'menangis' sambil duduk berwajah muram.
"Kepalanya tertunduk dan bibirnya bergetar," ujar Penny dilansir dari E! News, Jumat (15/8/2014).
"Pertemuan Koko dan Robin adalah salah satu contoh bagaimana manusia dan gorila dapat mengatasi batas-batas di antara sesama makhluk hidup yang berbeda jenis namun sanggup mengekspresikan bentuk empati tertinggi," ujar yayasan tersebut melalui sebuah pernyataan.
"Kemampuan Robin untuk 'bergaul' dengan Koko, seorang gorila, dan dalam hitungan menit menjadi salah satu kawan dekatnya adalah hal yang luar biasa dan tak terlupakan bagi Koko. Kami berharap hal ini menjadi hal yang tak terlupakan untuk Anda, juga. Dan ketika Anda mengingat Robin Williams, ingatlah bahwa ia tak hanya salah satu publik figur yang dicintai dunia, namun juga salah satu duta terbaik untuk konservasi kera besar," pungkasnya.
(kmb/wes)