Jakarta - Dwi Sasono mengisahkan saat-saat dirinya masih kecil, terlebih ketika momen 17 Agustus. Menurutnya bersama keluarga, ia selalu mengunjungi rumah sang nenek di Surabaya.
Ia menilai, ada beberapa hal di Surabaya yang mengingatkannya pada jasa-jasa para pahlawan. Monumen Bambu Runcing di Surabaya juga diakuinya membuat suasana kemerdekaan lebih terasa.
"Baunya lain, gue merasa lain aja kalau di sana. Tapi semenjak nenek meninggal, rumah Belandanya juga dijual," kisahnya.
Dwi mengakui dirinya memaknai hari kemerdekaan sebagai simbol. Tapi, menurutnya kini perjuangan itu sudah berubah.
"Gue juga sebenarnya pejuang, menjadikan hidup lebih berarti, perjuangan keluarga, karier. Terlebih membantu yang kurang beruntung, perjuangan itu tanpa pamrih," ungkapya.
(nu2/mmu)