'Sendratari Salam Damai Papua' Tampilkan Keragaman Indonesia

Jakarta - Bumi Papua terdiri dari ratusan suku dan keanekaragaman budaya tradisional tapi hingga kini konflik antar suku masih sering terjadi. Yayasan Swargaloka bersama Galeri Indonesia kaya mempersembahkan sebuah pertunjukan yang mengangkat persatuan dan kedamaian dalam Bhinneka Tunggal Ika yang bertajuk Sendratari 'Salam Damai' Papua akhir pekan lalu.

Pementasan 'Salam Damai' adalah sebuah sendratari karya Bathara Saverigadi Dewandoro yang menyiratkan betapa kejamnya pertikaian yang menimbulkan penderitaan dan dendam yang tak berujung. Mari bergandeng tangan mengakhiri pertikaian, indahnya kebersamaan, asyiknya saling berbagi dalam suka maupun duka.


Dahulu, ketika genderang perang ditabuh, mereka saling menghunus panah, kini suara tetabuhan itu menjadi pengiring sebuah tari yang menggelorakan semangat perjuangan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, dalam kebersamaan.


Sembilan penari dari Yayasan Swargaloka memulai pertunjukan ini dengan tarian kontemporer Papua yang dilanjutkan dengan tarian Yospan yang berasal dari Biak. Iringan musik seperti tifa, ukulele, dan gitar diaminkan dengan membawakan lagu Jangan Diam, Ilalang Zaman feat. Aliansi Mahasiswa Papua.


Pemimpin Yayasan Swargaloka Suryandoro mengatakan sendratari ini mengangkat persoalan yang ada di daratan Tanah Papua. "Kami harap para penonton ikut terhanyut ke dalam jalan cerita yang dibawakan dan dekat dengan budaya khas Papua," ujarnya di Galeri Indonesia Kaya.


Yayasan ini merupakan lembaga yang sebelumnya berasal dari nama Swargaloka Art Department yang didirikan Suryandoro di Yogyakarta pada 17 Juni 1993. Yayasan Swargaloka sendiri dibentuk pada 2 Maret 2009. Lembaga ini merupakan wadah belajar dan berkreasi di bidang seni budaya yang meliputi berbagai cabang seni. Sebagai organisasi seni nirlaba, Yayasan Swargaloka mengadakan berbagai kegiatan yakni pementasan, workshop, seminar, pendidikan dan pelatihan seni.


(tia/tia)