"Mendengar suara, bau nggak normal. Usia 16 atau 17 mulai melihat di sekolah. Tapi diem saja. Waktu ngebaca cerita risa ya bengong. Risa sampe nggak bisa membedakan mana manusia, mana hantu," kenang Sara mengenai kemampuan istimewanya itu saat meluncurkan bukunya yang berjudul 'r.i.s.a.r.a' di Sinou Cafe, Jakarta Selatan, Jumat (19/12/2014).
Disebut sebagai buku harian, judul 'r.i.s.a.r.a' diambil dari singkatan kedua nama penulisnya. Bagi Risa, ini bukan yang pertama. ebelumnya, ia sendiri sudah menulis buku yang juga bertemakan horor. Sara pertama kali melihat hantu saat berusia 8 tahun.
"Pandangan orang tentang horor biasanya kan hantu bisa mencelakakan manusia. Di sini saya sama Sara mau berbagi pengalaman yang nggak begitu. Secara fisik memang nggak enak, tapi yang mencelakakan ya diri mereka sendiri," ujar Risa.
Seiring waktu, Sara pun membiasakan diri dan mulai memahami makhluk dari dunia lain. "Sebenernya yang bener-bener melatih kita berdua ikut acara-acara. Seperti 'Mister Tukul Jalan-Jalan' dan 'Masih Dunia Lain'."
Di buku harian yang baru rilis, terdapat nama-nama hantu asal Indonesia yang dituliskan ceritanya. Mereka adalah Lingling, Anastasya, Suti, dan Lisa. Sedangkan Risa menceritakan tujuh sahabat makhluk halus yang berasal dari Belanda.
(tia/mmu)