Ratusan Seniman Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa

Jakarta - Ketika keindahan alamnya diusik dan pemerintah tidak mampu lagi mendengar keinginan warganya terkait reklamasi Teluk Benoa, Bali maka inilah yang terjadi. Ratusan seniman Bali menggelar protes dalam berbagai acara seni dan akun media sosial.

Selama satu bulan belakangan, akun Instagram @ForBali13 gencar mempublikasikan aksi dari ratusan seniman Bali maupun Indonesia. Tujuannya hanya satu, menuntut pencabutan Perpres 51 tahun 2014 yang ditandatangani oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 30 Mei lalu.


"Aksi ini dilakukan oleh seniman-seniman yang peduli akan Pulau Dewata. Kita sudah mempunyai karunia alam yang begitu besar tapi disia-siakan oleh pemerintah," ungkap salah satu seniman Made Bayak kepada detikHOT, beberapa waktu lalu.


Atas alasan tersebut, sekitar 200-an seniman merespon dengan karya dan ikut aksi turun ke jalan dalam bentuk happening arts. Event yang bertajuk 'Bali Tolak Reklamas Art Event' ini digelar pekan lalu di Pantai Padang Galak, Kesiman.


Acara ini diselenggarakan oleh Sekehe Teruna Teruni Yowana Darma Kretih Banjar Kedaton, Desa Kesiman Petilan. Tak hanya musisi tapi 250 seniman lainnya dari penyair, kelompok teataer, street artist, digital artist, perupa, penari dan lainnya ikut bersatu.


Aksi budaya ini akan tetap dilakukan oleh kawan-kawan Bayak dan Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa (ForBALI). Meski Presiden Joko Widodo baru saja melantik Kabinet Kerja-nya kemarin, para seniman Bali langsung menaruh harapan terhadapnya.


"Hanya harapan yang masih tersisa sehingga kita terus berjuang bersama untuk menolak proyek rakus ini, walau deal-deal politik sering membuat rakyat kecewa," katanya.


Serta harapan yang terbesar adalah bersatunya masyarakat Bali untuk menolak investor rakus yang merusak alam dan budaya Bali. "Kami bukan anti pembangunan atau kemajuan. Kami hanya tidak senang rumah kami dirampok dan kami tidak akan tinggal diam," tandas Made Bayak.


(tia/mmu)