Odji Lirungan adalah orang yang melukiskan demikian dalam karya Hanya Ada Satu Kata “Lawan” yang menggunakan teknik drawing, teknik yang sudah dilakoninya sejak 1983. Karya ini berkisah tentang Widji Thukul, martir yang dibunuh rezim Orde Baru, yang dalam lukisan itu diwakili sosok Rahwana. Dia memadukan sosok “realistis” Thukul dengan “tokoh khayal” Rahwana ditambah racikan unsur-unsur visual bergaya geometrik dalam sebuah komposisi.
Sejumlah karya lukis Odji Lirungan dapat dinikmati publik dalam pameran tunggal seni gambar “Neo Spiritualism” di Tugu Kunstkring Paleis, Jakarta, 16 Oktober sampai 15 November 2014. Ini merupakan pameran tunggal ke-14-nya sejak pertama berpameran tunggal pada 1980.
Odji Lirungan, 57 tahun, adalah pelukis dengan skill tinggi dalam teknik drawing di atas kanvas. Lulusan Institut Seni Indonesia, Yogyakarta, 1986, itu lantang menyuarakan ketidakadilan sosial, yang tercermin dalam karya-karyanya.
Pameran tunggal kali ini berbeda bentuk maupun isi dengan karya-karya sebelumnya. Dari segi bentuk, Odji tak lagi setia hanya pada satu genre dalam satu kanvasnya atau sebidang gambarnya sebagaimana dulu.
Kini dia mengaduk berbagai genre, menjajarnya, hingga jadi kesatuan yang baru. Dia aduk yang pipih, yang datar, yang dua dimensi, yang meruang, yang voluminer, sampai yang bersifat tiga dimensi. Berbagai gaya dalam seni rupa pun dia aduk, dari yang realis, yang geometris, sampai yang optis.
Ada dua Widji Thukul dalam pameran ini. Hanya Ada Satu Kata “Lawan” dan satu lagi berjudul Bara Widji Thukul, yang menempatkan wajah Thukul persis di tengah dan diolah seperti logo produk.
(tia/tia)