"Ada rencana ngajak semua orang dari partai, anggota dewan serta menteri harus nonton. Tapi kan nggak semudah itu," ujarnya saat ditemui di Kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat, akhir pekan kemarin.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) lewat ketuanya, Abraham Samad, menghargai betul karya perempuan 37 tahun itu. Bagi Abraham, 'Negeri Tanpa Telinga' bukan cuma sebuah karya film, tapi juga kritikan bagi pemerintahan Republik Indonesia di hari ulang tahunnya.
"Karya Lola adalah kritikan berhaga bagi pemerintah saat ini. Apalagi sebentar lagi kita akan menyongsong pemerintahan baru. Selama 69 tahun kita merasakan keadaan yang belum baik sehingga muncullah karya-karya foto dan film yang fenomenal," ujar Abraham Samad yang juga hadir dalam acara Pameran Foto Kisah Anak-Anak Srigala itu.
Respon positif tidak cuma diterima sutradara 'Sanubari Jakarta' itu dari para aparat negara. Tapi juga masyrakat secara luas.
"Masyarakat responsnya positif. Nilai seperti ini penting buat masyarakat, karena bisa lebih tahu kasus yang ada, supaya orang lebih sadar. Perbuatan-perbuatan seperti itu (korupsi) nggak benar dan nggak pantas ditiru," timpal Lola.
'Negeri Tanpa Telinga' menggambarkan potret muram pemerintahan negara yang penuh skandal seks dan korupsi. Dibintangi oleh Gery Iskak, Tanta Ginting, Ray Sahetapi, Lukman Sardi dan Kelly Tandiono, 'Negeri Tanpa Telinga' tayang sejak 14 Agustus kemarin.
(hap/ich)