Sempat Dicemooh di Sosial Media

Jakarta - Perkara harus ekstra hati-hati menyandang gelar sebagai pemenang kontes muslimah terbaik -- seperti kata perancang Jeny Tjahyawati dan Irna Mutiara -- dialami sendiri oleh Shella Alaztha.

Shella adalah pemenang Hijab Hunt 2012. Di penyelenggaraan Hijab Hunt kali kedua tahun ini Shella menjadi juri bersama dengan Emyranti Purnama dari Indosat dan Ferdy Thaeras Editor in Chief Wolipop.


Shella sendiri sebenarnya tak sepanjang masa remaja dan dewasanya langsung berhijab. Baru sejak lulus Diploma tiga Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), dia mulai bertekad berhijab.


“Padahal di kampus sudah diwajibkan untuk pakai, di rumah juga cuma aku doang yang enggak berhijab. Malu banget rasanya,” katanya kepada detikHot di kantor detikcom Jumat (26/7/2013).


Shella sepakat didapuk menjadi duta kaum muslimah tidak lah mudah. Dia sendiri malah sampai harus menghadapi berbagai kritik serta cacian lantaran jalan hidup yang dipilihnya.


“Baru beberapa hari ini twitter aku gembok, banyak yang bilang kok muslimah ikut kontes kayak begitu. Ada yang caci lebih parah juga.&rdquo

Lantaran kesal dan tak ingin ambil pusing, ia pun mengunci akun twitternya. Serta berhati-hati terhadap apa yang dikatakan dan apa yang dilakukannya di sosial media. Apalagi instagramnya memiliki pengikut sekitar 30 ribu orang.


“Para follower itu mengalami masa aku enggak pakai jilbab, saat masih suka pakai tank top. Tapi kan sekarang sudah konsisten. Enggak semuanya suka juga sih, apalagi setelah menang Hijab Hunt,” ujarnya.


Proses ini dijalaninya dengan sabar. Shella yang kini berprofesi sebagai fashion stylist di Majalah Hijabella mengaku ajang ini membuatnya lebih terkenal. Serta banyak tawaran menjadi pembicara dan motivator komunitas hijabers.


Baginya berhijab itu merupakan kewajiban. “Semua hidup itu proses pembelajaran. Sudah sekali berhijab saja sudah alhamdulillah. Tinggal ke depannya saja. Pelan-pelan pasti konsisten,” ujar wanita yang baru berhijab sejak 2011 lalu.


Ia pun tak ingin memilah antara jilbab syar’i dan bukan syar’i. Justru menurutnya, setiap muslimah yang berjilbab tak boleh dipatok-patokan dengan aturan tersebut.


“Banyak yang berpandangan seperti itu, kok jadi duta muslimah jilbabnya begitu. Kok ikut kontes kecantikan gitu. Ya sudahlah, pandangan negatif pasti banyak. Ambil sisi positifnya saja,” kata Shella.


Menjadi seorang duta bagi muslimah lainnya adalah dakwah dan sebagai ajakan bagi setiap wanita agar segera berhijab. Shella juga menambahkan jika kini fashion hijab sudah semakin maju dan banyak variatif model.


“Sudah didukung sama fashion yang lucu-lucu. Jadi sudah enggak ada alasan lagi. Alhamdulillah, di twitter, di instagram banyak yang bilang sudah konsisten pakai jilbab lihat gayanya Kak Shella. Saya sudah bersyukur sekali,” katanya.


Hijab Hunt 2013 ditujukan bagi muslimah berusia 16-30 tahun yang berwarga negara Indonesia. Layaknya sebuah kontes secara fisik pemilihan ini juga mensyaratkan muslimah dengaan tinggi badan minimal 158 centimeter dengan berat badan proporsional, sekaligus berpenampilan menarik dan fotogenik.


Jika tahun lalu hanya berdasarkan foto tahun ini malah ada sesi wawancara untuk peserta. Wawancara dilakukan secara langsung untuk peserta dari Jakarta dan sekitarnya. Sementara dari luar Jakarta wawancara dilakukan via video call.


(utw/utw)