Jenazah Penyair Pablo Neruda Kembali Dimakamkan

Jakarta - Sejak dua tahun lalu, pemerintah Chili menginvestigasi kematian penyair Pablo Neruda. Peraih Nobel Sastra pada 1971 tersebut diduga wafat karena diracuni. Kini, pengadilan memutuskan untuk menguburkan kembali jenazahnya.

Bersamaa dengan pemakaman kembali itu, diakhiri pula penyelidikan intersional atas penyebab kematian sang maestro pada 1973. Selama hampir dua tahun, jenazahnya berada di laboratorium di tiga negara. Pada tahun ketika ia menerima hadiah Nobel, Neruda dirawat karena kanker yang dideritanya.


Baca Juga: Sastrawan dan Seniman Indonesia Akan Hadiri Frankfurt Book Fair 2015


Menjelang ulang tahun ke-70 pada 1974, ia merencanakan akan merilis 8 buku terbarunya secara serentak. Namun, Neruda meninggal dunia pada 23 September 1973.


Investigasi ini bermula dari kesaksian Manuel Araya pada 2011. Ia mengatakan kepada sejumlah media bahwa Neruda yang merupakan anggota partai komunis Chili dibunuh dan disuntik perutnya oleh musuh politiknya. Atas alasan itu, makamnya digali dan jenazahnya diinvestigasi.


Pada November 2013, ahli forensik mengumumkan, mereka menemukan bukti keracunan. Namun, seorang hakim pengadilan Chili yang bertanggung jawab atas kasus ini, Mario Carroza mengeluarkan instruksi baru untuk kembali menguburkan jenazah sang sastrawan.


Baca Juga: 'Commawiki', Meme Terbaru yang Heboh di Media Sosial


Perintah ini ditentang berbagai pihak. Termasuk keponakan Neruda, Rodolfo Reyes yang juga adalah seorang pengacara.


"Investigasi ini sangat penting untuk mengetahui kebenaran. Satu hari sebelum kematiannya, Neruda telah ditawari perjalanan aman dari Chili ke Meksiko," katanya dilansir dari Guardian, Rabu (25/2/2015).


(tia/mmu)