Bahkan pihak gereja menganggap novel-novel yang diterbitkan secara ilegal itu berbahaya, haram, dan tidak layak dibaca. Ia adalah Marquis de Sade.
Karena novel-novel erotis buatannya menyebabkan Sade dipenjara. Di tahun 1783, Sade menulis surat kepada istrinya Renee Pelagie de Sade. "Membunuh saya atau memenjarakan saya, saya tidak akan berubah. Tetap menulis apa yang diinginkan (erotis)," tulisnya.
Baca Juga: Grafiti Terbaru Banksy Hebohkan Warga Gaza
Akhir bulan ini, Musee d'Orsay membuka pameran berjudul 'Attacking the Sun'. Pameran ambisius ini mengungkapkan sejarah seni rupa modern melalui tulisan-tulisan radikalnya. Serta 'Musee des Letters et Manuscrits' yang menyajikan pameran surat dan buku-buku Sade.
"Termasuk naskah dan novel 120 halaman yang dituliskannya selama 120 hari tentang sadokisme," kata Jason Farago, kurator pameran dikutip dari BBC, Jumat (27/2/2015).
Namun novel-novel buatannya harus dibaca dalam dua sisi. Satu sebagai hiburan dan satunya lagi dari sisi filsafat. "Banyak juga yang menyebutnya sebagai penulis porno karena novel erotis '120 Days of Sodom' dan novel lainnya."
Sepertiga hidupnya tinggal di penjara. Termasuk di penjara Bastille tahun 1789 dan di dalam rumah sakit jiwa. Perjalanan hidup Sade diadaptasi ke dalam versi film berjudul 'Quilss' pada 2000 silam. Serta dibintangi oleh Geoffrey Rush (Sade), Kate Winslet (Madeleine) dan lain-lain.
(tia/mmu)