Wayang potehi berasal dari kata 'poo' (kain), 'tay' (kantong), dan 'hie' (wayang). Wayang boneka yang terbuat dari kain ini berasal dari Tiongkok bagian selatan. Penampilan ini bukan seperti wayang pada umumnya tapi tangan dalang akan dimasukkan ke dalam kain. Baru dimainkan sesuai dengan lakonnya.
Bagi masyarakat Tiongkok, penampilan wayang potehi bukan pertunjukan biasa tapi juga sebagai ritual dan tradisi. Kali ini, dalang Sugiyo Waluya memainkan lakon berjudul 'Loo Thong Souw Pak'. Pada Agustus 2014 lalu, ia sempat tampil di Tokyo dan Yokohama, Jepang.
Baca Juga: ASEAN Literary Festival 2015 Beri Penghormatan pada Sitor Situmorang
Pementasan wayang potehi selama 10 jam ini juga bertepatan dengan perayaan ulang tahun Mal Ciputra. "Di usia yang ke-22 tahun ini, kami hadir memberikan pelayanan dan pertunjukan terbaik kepada masyarakat," kata General Manager Mal Ciputra Jakarta Ferry Irianto.
Selain meraih rekor selama sepuluh jam, dalang yang belajar wayang sejak 1986 silam ini juga akan menghibur pengunjung mal setiap hari sejak 11 Februari. Sampai 1 Maret 2015 setiap pukul 13.00, 15.00, dan 19.00 WIB.
(tia/mmu)