Proses Kompromi Mytha dengan Industri Musik Indonesia

Jakarta - Hidup di industri musik mainstream memang mau tak mau membuat para musisi yang berkecimpung lebih banyak menurunkan sisi egoisnya. Banyak ide idealis yang tak bisa sembarangan disisipi.

Hal itulah yang coba dikompromikan oleh seorang Mytha Lestari. Punya basic musik jazz yang kental, Mytha mencoba 'bernegosiasi' demi bisa dinikmati oleh orang banyak.


"Basic gue memang jazz dan pastinya nggak bisa gu bawa. Akhirnya banyak ngalah, skala satu sampai 10 gue ada di 8. Ya gue menyanyikan lagu yang disukain sama pasar," ucapnya kepada detikHOT, beberapa waktu lalu.


"Karena ngikutin pasar jadi dikenal sama pasar. Kalau musik sendiri pasti punya komunitas sendiri. sedangkan gue ada di lingkaran besar," sambungnya.


Proses kompromi tersebut memang tak begitu saja terbentuk. Tentunya ada proses panjang untuk akhirnya bisa berkompromi.


"Di album pertama kali yang susah banget diajak kompromoi adalah bokap. Tapi waktu dikasih pengertian bahwa kita hidup di industri yang artinya harus berbisnis," tuturnya.


"Kalau nggak mau kompromi ya harus independen dengan komunitas sendiri, sedangkan di sini, label internasional, akhirnya gue kompromi dan gue mengalah," tegasnya.


(fk/mmu)