Diprotes Kaum Nasionalis Hindu, Sastrawan India Ini Berhenti Menulis

Jakarta - Penulis asal India Perumal Murugan mengumumkan "kematiannya sebagai penulis" karena diprotes oleh kelompok nasionalis Hindu. Bukunya dianggap menyesatkan dan menghina agama sehingga membuatnya berhenti menulis dan beralih profesi menjadi seorang guru.

Pengumumkan ini ditulisnya di laman Facebook miliknya. "Penulis Perumal Murugan sudah mati. Ia akan terus hidup sebagai seorang guru," ungkapnya dilansir dari Guardian, Jumat (16/1/2015).


Keputusan tersebut diambil setelah protes di Tamil Nadu selama 18 hari tentang novelnya yang berjudul 'Madhorubagan' atau 'One Part Woman'. Novel yang terbit pada 2010 ini juga diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris di tahun 2013. Karyanya mendapatkan pujian dari kritikus sastra dunia.


Karena protes tersebut, ia meminta perlindungan polisi. Seorang kawannya yang juga sejarawan India mengatakan cerita yang ditulis Murugan sangat sedih.


"Ia menyerah kepada tekanan masyarakat. Satu-satunya cara untuk bisa menulis adalah dengan meninggalkan dunia tapi ia tidak bisa melakukannya," ucapnya.


Februari 2014 lalu, kelompok konservatif memaksa untuk menghentikan penjualan bukunya. Mereka mengklaim buku tersebut menghina sebagian masyarakat.


Novel 'One Part Woman' menceritakan tentang tradisi ritual di sebuah desa terpencil di India. Para wanita yang ingin hamil bisa melakukan hubungan seksual dengan pria asing. Tradisi ini dilakukan di sebuah kuil lokal. Hampir satu abad ritual ini dijalankan dan menimbulkan polemik dalam hubungan berumah tangga.


Polemik seperti ini juga pernah terjadi ketika novelis Salman Rushdie menerbitkan bukunya 'The Satanic Verses' di tahun 1988 silam. Saat itu, organisasi muslim di India melarangnya menjual dan menyebarluaskan buku tersebut. Buku itu dianggap terlarang dan menghina Islam. Salman pun dilarang tampil di Festival Sastra Jaipur di tahun 2012.


(tia/mmu)