Mahasiswa Mesir Ditangkap Karena Bawa Buku George Orwell

Jakarta - Seorang mahasiswa Mesir yang diketahui bernama Mohamed T ditangkap kepolisian setempat karena membawa salinan dari buku George Owell 'Nineteen Eighty-Four'. Cerita dalam buku Orwell mengisahkan tentang kritik otoritarianisme terhadap suatu sistem pemerintahan.

Seperti dilansir dari Al-Masry al-Youm, ia ditangkap karena kepemilikan buku sastra Barat tersebut dan dinilai mampu mempengaruhi mahasiswa. Sementara pihak kepolisian yang menangkapnya mengakui tidak mengetahui makna sastranya.


"Di antara kami tidak ada yang mengetahui arti novel ini," ucap kepala investigasi lokal Mahmoud Farouk.


Kasus ini bergulir dan menjadi perbincangan di kalangan mahasiswa Mesir. Banyak yang menilai permasalahan penangkapan Mohamed hanya soal kepemilikannya saja.


Namun ada juga yang berpendapat buku ini sangat subversif dalam konteks kondisi pemerintahan Mesir. Buku sastrawan asal Inggris yang wafat 21 Januari 1950 ini, 'Nineteen Eighty-Four' tersebut menceritakan tentang kritik otoritarianisme terhadap suatu sistem pemerintahan.


Dalam bukunya Orwell berargumen, "Banyak rezim dalam sejarah hanya berpura-pura dan percaya bahwa mereka telah merebut kekuasaan yang hakiki. Padahal di suatu sudut demokratis itu ada surga dan kebebasan manusia berpendapat," tulisnya.


Selama satu tahun belakangan, gelombang protes anti-pemerintah kian memanas. Puluhan mahasiswa diusir dan beberapa di antaranya dibunuh oleh polisi setempat. Sedangkan ratusan demonstran lainnya dikirim ke penjara.


(tia/mmu)