Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Katjung Marijan mengatakan selama ini pemerintah cukup concern dengan pengembangan serta pelestarian budaya tanah air.
"Ya tentu kami mendukung penuh dong kemajuan seni dan budaya di Indonesia ini. Apalagi wayang kan yang sudah diakui UNESCO. Bukan hanya wayang saja, tapi budaya lain yang ada juga," kata Katjung kepada detikHOT, Senin (26/8/2013).
Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga ini menjelaskan, bentuk dukungan pemerintah meliputi pemberian penghargaan kepada 'empu' (seniman senior atau sesepuh) kebudayaan, memfasilitasi kegiatan seni dan kebudayaan, juga memberikan dukungan berupa pendanaan.
Untuk bidang wayang sendiri, sudah sejak beberapa tahun lalu digelar kongres dan festival wayang nasional. Beberapa pergelaran serta penghargaan untuk dalang pun sudah diberikan.
"Tahun lalu digelar kongres (wayang). Memang kami fokusnya kan tidak cuma wayang saja, tapi seni dan budaya secara umum dan menyeluruh," ujarnya.
Terkait insentif, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikannya dalam bentuk penyediaan dan fasilitasi alat-alat kesenian, seperti yang sudah diaplikasikan di 2400 sekolah di Indonesia.
"Ada lagi komunitas budaya, ada 600 sanggar yang kami fasilitasi. Yang lain kami juga bantu beberapa seniman terkategori maestro untuk kesenian yang hampir punah berupa tunjangan dana," kata Katjung.
Seniman yang ingin tampil di festival internasional tak luput mendapat dukungan dari pemerintah. Begitu pula jika ada undangan dari luar negeri terkait misi kebudayaan, pemerintah selalu memfasilitasi seniman tersebut untuk ikut serta. "Nanti yang dalam waktu dekat ini kami ada bawa gamelan di sebuah event di Amerika," katanya.
***
Soal dukungan pemerintah untuk kegiatan budaya, Katjung mengatakan sebenarnya tak sulit-sulit amat didapatkan. Apalagi jika tarafnya internasional. Inilah prosedural untuk mengajukan proposal kegiatan seperti dituturkan Katjung.
"Bisa dimungkinkan. Silahkan kalau mau minta dukungan atau fasilitasi. Tapi, memang tidak bisa semua dikabulkan karena dana terbatas," kata Katjung.
Dia menyebut, anggaran yang disediakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk festival internasional tahun 2013 sebesar Rp 15 miliar.
Tapi, tentu tidak bisa sembarangan direalisasikan. Paling tidak, untuk kegiatan besar yang membutuhkan dana ratusan juta hingga miliaran rupiah, proposal diajukan satu tahun sebelumnya. Sedangkan untuk kegiatan kecil, minimal satu bulan sebelum acara.
"Kalau dana yang dibutuhkan sangat besar mencapai ratusan juta atau miliaran harus mendapat persetujuan DPR dulu karena ini kan bukan uang saya, bukan uang Kemendikbud, tapi uang rakyat yang harus dipertanggungjawabkan," ujarnya.
Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga ini menuturkan, saat anggaran belum cair, maka pihaknya juga tidak bisa memberikan dana talangan karena berpotensi melanggar peraturan dan penyalahgunaan wewenang.
"Jadi, tidak bisa ujuk-ujuk datang dadakan minta sekarang, apalagi kalau dananya besar. Perencanaan pun harus sangat matang dari jauh hari," kata Katjung.
Ada syarat dan verifikasi yang dilakukan Kemendikbud sebelum mengabulkan sebuah proposal. Untuk festival internasional, undangan dari penyelenggara mutlak diperlukan.
Selain itu, bentuk dukungan pun beragam. Bisa berupa tiket pesawat, akomodasi, atau dibiayai secara penuh untuk kegiatan yang memang layak dibiayai negara.
"Macam-macam dukungannya. Kalau ke negara di Asia, mungkin kami beri tiket pesawat atau akomodasi. Tapi kalau jauh yang butuh biaya mahal, kami lihat lagi karena itu tadi dananya terbatas," kata Katjung seraya mengatakan semua diurut berdasarkan prioritas.
"Sudah banyak sekali yang kami fasilitasi. Kemarin ini kami mengirim mahasiswa ke Maroko untuk festival teater dan menang juara pertama. Itu kami biayai cukup besar sampai Rp 400 juta," katanya.
(utw/utw)