Raden Saleh dan Perdebatan Tentang Mooi Indie Pertama

Jakarta - Sejarahwan Onghokham, pada tahun 1994, dalam salah satu artikelnya pernah menyebut Raden Saleh adalah pelukis Mooi Indie pertama.

"Kesimpulan ini sebenarnya agak mengejutkan, karena kata Mooi Indie itu baru lahir pada 1910," kata Nirwan yang menjadi pembicara dalam diskusi buku tentang Raden Saleh di Salihara, Jakarta, Rabu(27/8/2013).


Kata Nirwan, istilah Mooi Indie secara formal baru lahir lewat sebuah buku reproduksi cat air pelukis Du Chattel di Belanda.



Namun, Onghokham mengatakan Mooi Indie secara visual pertama kali sudah diterapkan dalam lukisan-lukisan Raden Saleh yang dibuat beberapa puluh tahun sebelum karya Du Chattel. Dia mengambil contoh lukisan 'Pertarungan dengan Banteng' dan 'Penangkapan Diponegoro'.


Lebih lanjut lagi Ongokham menjelaskan bahwa Mooi Indie kurang lebih adalah sebuah situasi zaman, yang juga menjangkiti ilmu sosial.


Definisi Onghokham tentang Mooi Indie ini agak berbeda dengan pendapat pelukis Sudjojono pada tahun 1938. Sudjojono saat itu, kata Nirwan, menggunakan istilah Mooi Indie untuk mengejek lukisan-lukisan bertema pemandangan alam.


"Menurutnya ini adalah lukisan yang hidup enggak ada masalah, seperti di surga. Lukisan untuk kaum pensiunan, atau untuk orang Belanda yang ingin menikmati liburan. Sawah, gunung, pohon kelapa. Itu trimurti dari lukisan ini," kata Nirwan. Sementara Raden Saleh faktanya jauh mendahului istilah ini karena ia berada di Eropa pada abad 19.


Kaitan antara Mooi Indie dan romantisisme di Eropa sangat jelas. Tentu ini bukan kebetulan, sebagaimana ini tampak pada penggambaran dunia timur dari sosok-sosok seperti laki-laki berjubah dan bersorban dalam lukisan Raden Saleh.


"Mooi Indie adalah bagian dari proyek orientalisme, yang membekukan dunia timur sekaligus menarik keuntungan dari padanya," kata Nirwan.


***


Mooi Indie adalah sebuah gerakan dalam seni lukis di Hindia Belanda—Indonesia pra kemerdekaan, yang terpengaruh oleh romantisisme Eropa abad ke 17.


Mooi Indie menampilkan keindahan alam dan manusianya. Menurut Ongokham, Mooi Indie pada ilmu sosial adalah bagaimana penggambaran desa-desa yang tenang dan harmonis. Ini terbalik dengan kenyataan bahwa desa-desa itu sering bergolak dan resah.


Nirwan menjelaskan bahwa bagi Belanda, Mooi Indie menjadi jalan untuk mengilmiahkan kolonialisme. Ia pun menjelaskan sejarah yang Ongokham tulis, bahwa para calon administratur dan ilmuwan Belanda membayangkan desa-desa jajahan mereka sebagai kesatuan harmonis yang abadi.


Sementara, tidak ada desa yang tenang selama Perang Diponegoro berlangsung, misalnya. Beberapa teori barat menjelaskan bahwa, kenyataan seperti ini adalah supaya tanah jajahan mudah dikelola, yang kait-mengait dengan Mooi Indie.


Pria lulusan Intitut Tekhnologi Bandung ini, menjelaskan sebab-sebabnya. Antara lain menurut Ongokham, mereka pernah menonton lukisan-lukisan Raden Saleh atau setidaknya pernah melihat replikanya, sebelum mereka bekerja atau meneliti di Hindia Belanda.


"Tetapi saya kira kesimpulan Ongokham berlebihan, Raden Saleh, tidak pernah menampilkan pemandangan Jawa dalam lukisan-lukisannya yang ia kerjakan di Belanda. Kecuali menjadi sampiran dalam lukisan potret tokoh dan adegan perburuan," kata Nirwan.


Sulit dibayangkan, bahwa hanya dengan memandang sampiran citra seperti itu. Cara berpikir ilmiah para calon pegawai Belanda dipengaruhi. "Menurut saya yang paling mungkin adalah jika istilah Mooi Indie, dipakai secara lebih luas dan luwes.


Yaitu, ketika Belanda mulai mengilmiahkan kolonialisme mereka, muncullah lukisan pemandangan alam yang dikerjakan oleh pelukis-pelukis Belanda yang datang ke Hindia Belanda," kata Nirwan.


***


Jadi, menurut Nirwan, Mooi Indie mengental dan menjadi metode ilmiah dari suasana zaman ketika Belanda menghadapi Perang Diponegoro. Ia meminjam pendapat Ongokham, bahwa kemenangan dari perang itu, mempercepat proses orientalisasi di Hindia Belanda.


Gagasan mengenai Mooi Indie juga merupakan cara budaya, untuk mengatasi kesulitan untuk mengakhiri Perang Diponegoro. "Lukisan-lukisan Raden Saleh memberi fantasi tentang Jawa dan dunia timur."


Bagi Nirwan, Raden Saleh memberi konteks tertentu dalam cara berpikir dan ini disebut oleh sejarawan Ongokham sebagai Mooi Indie.


Ia menghubungkan bagaimana kaitan antara Mooi Indie dengan seni rupa modern Indonesia. Menurutnya jika kita setuju dengan pendapat Ongokham, bahwa Raden Saleh adalah pelukis Mooi Indie pertama, kita bisa menarik sebuah kontinuitas hingga abad 20.


"Sesungguhnya melalui garis Raden Saleh ke pelukis-pelukis Mooi Indie, kita bisa bayangkan bahwa aliran Mooi Indie itu yang bergerak di masyarakat luas hingga sekarang."


Lebih jauh Nirwan menjelaskan, jika generasi Affandi dan Sudjojono bereaksi pada Mooi Indie dengan menciptakan karya-karya yang buruk rupa. Maka kita dapat mengatakan bahwa modernisme kita bereaksi kepada Mooi Indie. "Reaksi seperti itu apa lagi namanya kalau bukan kontinuitas?"


(utw/utw)