Nasionalisme di Indonesia Jass Festival 2013

Jakarta - Festival jazz tahunan yang selalu yang selalu ada di Indonesia yang selalu menampilkan kolarasi musisi asing dan lokal dirasa bosan oleh sebagian orang. Untuk itulah kelompok ini menggagas Indonesia Jass Festival 2013.

Dibawah naungan Alba Production, sekumpulan anak muda ini menggelar festival musik jazz yang berbeda. Dimana semua line up hanya akan diisi oleh musisi jazz Tanah Air lintas era.


Mulai dari sekaliber Ireng Maulana, Syahrani, Barry Likumahuwa sampi dengan musisi muda seperti grup musik Soulvibe.


"Ini yang berbeda dari dari festival jazz lainnya. Semua yang bermain adalah musisi Indonesia. Tidak ada musisi asing," tutur Adrian Bramantio selaku Eksekutif Produser saat jumpa pers di Rolling Stone Cafe, Ampera, Jumat (16/8/2013).


Selain rasa nasionalisme yang tinggi, hal lain yang membedajan acara ini adalah Indonesia Jass Festival tidak mengutamakan keuntungan semata. "Kita tidak profit centre, ini wadah dan gathering bagi para musisi senior dan junior," sambungnya lagi.


"Ini sangat spesial karena line up-nya semua Indonesia. Musisi-musisi yang jarang main di festival jazz bisa hadir di festival ini," ujar Andien yang didaulat menjadi salah satu pengisi acara.


Selain itu perbedaan lainnya adalah dalam penulisan kata jazz yang menggunakan 'jass'. Ini bukan kesalahan melainkan mereka mengadaptasi dari sebuah grup musik jazz pertama The Original Dixieland Jass yang pertama kali melakukan rekaman musik jazz di tahun 1917.


Indonesia Jass Festival akan digelar selama dua hari, yaitu pada hari

Jumat-Sabtu tanggal 30-31 Agustus 2013. Akan ada enam panggung dengan 30 musisi jazz Indonesia.


(hap/fk)