Malam Jumat Kelabu Julia Perez

Sudah dua bulan ini, Julia Perez mendekam di Rumah Tahanan Pondok Bambu, Jakarta Timur. Kekasih Gaston Castano itu pun mengalami satu malam tersedih dalam hidupnya.

Saat detikHot menjenguknya, Selasa (21/5/2013), Jupe mengisahkan bahwa dirinya menangis semalaman pada Kamis (16/5/2013). Apa penyebabnya?


Ternyata, pada pagi harinya ia mendapat kabar dirinya mendapat nominasi Pemeran Utama Wanita Terpuji di Festival Film Bandung lewat perannya di 'Gending Sriwijaya'.


"Sedih banget ya. Cita-citaku tercapai, sudah 20 judul film tapi baru sekarang mendapat apresiasi. Tapi pas momennya dateng, aku tahunya di sini," ujarnya dengan mata yang sedikit berkaca-kaca.


"Aku nangis semalaman, sampai mataku bengkak," lanjutnya.


Jupe pun semakin sedih ketika mengetahui bahwa puncak acara Festival Film Bandung akan digelar pada 15 Juni. Sementara, ia baru akan bebas dua hari berikutnya, 17 Juni.


"Wah itu yang bikin nambah sedih, kayak ditampar bolak-balik, bedanya cuma dua hari lho," ucapnya.


Di malam itu, ia juga teringat kepada Hanung Bramantyo sang sutradara 'Gending Sriwijaya'. Ia ingat bagaimana Hanung mempertahankan dirinya untuk memerankan tokoh Malini di film itu. Saat itu, beberapa warga Palembang ada yang keberatan jika Jupe yang memerankannya.


Untuk mengobati rasa sedihnya, Jupe pun membuat pernyataan atas prestasi tertinggi yang pernah diraihnya sepanjang kariernya sebagai aktris itu. Ia pun menulis pernyataan di buku berwarna pink yang menjadi salah satu teman setianya selama berada di rutan.


Berikut pernyataan Jupe:


Kalau di masa lalu, perempuan seperti Cut Nyak Dhien, Martha Christina Tiahahu, Nyi Ageng Serang berjuang melawan penjajah. Untuk itu, sebagai perempuan Indonesia, inilah perjuangan saya. Dengan membuat banyak orang teringat akan kehebatan wanita yang merupakan putri seorang perampok yang ikut menyelamatkan kerajaan di kisah 'Gending Sriwijaya'.


Satu pesan di film ini adalah mencintai tanah air itu tidak mengenal indentitas, tak hanya orang-orang bertahta dan berharta yang bisa mencintai Indonesia ini, tapi orang yang miskin papah pun punya cinta yang besar pada Negerinya. Saya cinta Indonesia, harga mati!


Sebuah bangsa tidak boleh kehilangan jati dirinya, seiring waktu nilai-nilai kepribadian bangsa akan tergerus. Lewat film sesungguhnya kita mampu mempertahankan nilai-nilai itu.


Selamat berkarya sineas Indonesia, Jaya lah film Indonesia!


(hkm / mmu)